Pencoret MRT Jakarta Diduga WNA, Polisi Koordinasi dengan Interpol

Pelaku teridentifikasi dari alat bukti dan saksi-saksi yang telah diperiksa terkait pencoretan MRT.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Okt 2018, 13:57 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 13:57 WIB
Kereta mass rapid transit (MRT) terparkir di depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (28/8). Progres konstruksi moda transportasi MRT Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI kini mencapai hampir 96 persen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Kereta mass rapid transit (MRT) terparkir di depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (28/8). Progres konstruksi moda transportasi MRT Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI kini mencapai hampir 96 persen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan menduga pelaku pencoretan Kereta MRT di Depo Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, melarikan diri ke luar negeri. Pasalnya, pelaku diduga bukanlah Warga Negara Indonesia.

"Sudah teridentifikasi pelakunya, tapi belum ditemukan karena dia kayaknya keluar kota. Kita belum tau ya apakah dia melarikan diri tapi memang dia ke luar negeri itu yang kita kejar. (Warga Negara asing) Kemungkinan seperti itu, makanya kita koordinasi dengan Interpol," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar di Polda Metro Jaya, Selasa (2/10/2018).

Informasi itu, kata Indra, didapatkan dari alat bukti dan saksi-saksi yang telah diperiksa terkait pencoretan MRT. Meskipun demikian, lanjut Indra, pihaknya masih menerapkan praduga tak bersalah.

"Iya sementara dugaan seperti itu (orang asing). Tapi kan kita masih asas praduga tak bersalah sebelum kita temukan orangnya. Tetapi untuk saksi, alat bukti yang bisa kita temukan, itu yang menguatkan penyidik," bebernya.

 

Koordinasi dengan Interpol

Terkait penangkapan pelaku, kepolisian tengah berkoordinasi dengan Interpol.

"Iya koordinasi. Kita polres dengan krimum kerjasama untuk mencari orang itu sekalipun dia mungkin diduga orang luar tapi tetap kan mekanismenya ada. Yang jelas tetep tidak dibenarkan dia nyoret fasilitas negara, punya negara, karena itu pasti dampaknya kurang baik," pungkas Indra.

 

Reporter: Ronald 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya