Suasana Memprihatinkan Salat Jumat di Palu Usai Gempa dan Tsunami

Pantauan di lapangan, jemaah salat di belakang bangunan masjid yang rusak akibat gempa.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 05 Okt 2018, 11:46 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2018, 11:46 WIB
Ratusan warga Palu, Sulawesi Tengah yang menjadi korban gempa dan tsunami melaksanakan salat Jumat
Ratusan warga Palu, Sulawesi Tengah yang menjadi korban gempa dan tsunami melaksanakan salat Jumat (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Palu - Ratusan muslim di Palu, Sulawesi Tengah melaksanakan salat Jumat pertama usai gempa dan tsunami yang melanda wilayah mereka, Jumat, 28 September lalu.

Hari ini, Jumat (5/10/2018), mereka salat Jumat di Lapangan Masjid Agung Daru Salam karena bangunan  masjid rusak berat.

Pantauan di lapangan, jemaah salat di belakang bangunan masjid yang rusak akibat gempa. Mereka duduk beralaskan karpet merah yang membentang panjang di lapangan.

Panas matahari menyentuh langsung kulit jemaah lantaran tidak ada atap yang melindungi. Namun, mereka tetap khusuk mendengarkan khutbah jumat.

Di saf imam pun hanya di pasang peralatan seadanya. Sebuah terpal cokelat menjadi atap melindungi imam salat dari panas matahari.

Pengurus menggunakan sebuah bambu panjang yang talinya diikat di knalpot sepeda motor untuk menyeimbangkan terpal tersebut.

Salah satu pengurus Masjid Agung Daru Salam, Ahmad Dermawan, mengatakan, pihaknya terpaksa menggelar salat Jumat di lapangan karena masjid tersebut belum dapat dipergunakan akibat ada pondasi yang hancur.

"Kami belum berani salat di dalam karena kerusakannya begitu parah. Takut ada material yang menimpa jemaah," ucap dia.

Khatib dalam khutbahnya mengutarakan tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan. Dan menjadikan musibah seperti gempa sebagai ajang untuk bertobat.


1.558 Orang Meninggal

Ratusan warga Palu, Sulawesi Tengah yang menjadi korban gempa dan tsunami melaksanakan salat Jumat
Ratusan warga Palu, Sulawesi Tengah yang menjadi korban gempa dan tsunami melaksanakan salat Jumat (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Jumlah korban akibat gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah terus meningkat memasuki sepekan peristiwa memilukan tersebut.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, hingga Kamis 4 Oktober 2018 pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami Palu mencapai 1.558 orang. Selain itu 113 orang hilang, dan 2.549 orang luka-luka.

"152 warga korban tertimbun, 65.733 rumah rusak, dan 70.821 warga mengungsi," tulis BNPB di akun Twitternya seperti dikutip Liputan6.com, Jumat (5/10/2018).

Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut, saat ini empat kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah masih terisolasi akibat gempa dan tsunami.

"Saat ini ada empat kecamatan yang masih terisolir di Kabupaten Sigi, yaitu Lindu, Kolwi, Kolawi Selatan, dan Pipiko," kata Sutopo di Kantor BNPB Jakarta Timur, Kamis 4 Oktober 2018.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya