Kisah Remaja Korban Gempa di Donggala yang Sempat Terseret Tsunami

Gempa magnitudo 7.4 disusul dengan tsunami mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 05 Okt 2018, 15:04 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2018, 15:04 WIB
Situasi di Pelabuhan Wani Dua Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala yang porak-poranda akibat gempa dan tsunami
Situasi di Pelabuhan Wani Dua Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala yang porak-poranda akibat gempa dan tsunami. (Liputan.com/ Ady Anugrhadi)

Liputan6.com, Donggala - Jumat, 28 Oktober 2018, menjadi hari yang tak terlupakan bagi Rafly. Remaja 14 tahun ini menjadi saksi bencana gempa dan tsunami yang mendera Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Dia tinggal di Pelabuhan Wani Dua, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala. Saat itu ia sedang bermain di laut bersama teman-temannya yang lain. Sejak pukul 14.00 Wita, penduduk di wilayah itu sudah berkali-kali merasakan gempa.

Dia menghitung setidaknya ada empat kali gempa. Kala itu, penduduk tak ada yang khawatir karena kawasan seringkali diguncang gempa.

Situasi berubah ketika gempa kelima yang berkekuatan magnitudo 7,4 menghantam wilayahnya. Warga berhamburan meninggalkan rumah apalagi disertai ombak tinggi.

"Lari, air naik, air naik," teriak warga sembari belarian, Jumat (5/10/2018).

Rafli sempat tersapu ombak. Nyawanya berhasil diselamatkan sang kakak.

"Ombak ada empat kali. Yang keras ombak yang pertama. Itu saya tersapu," kata dia.

 


Tsunami

Situasi di Pelabuhan Wani Dua, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala yang porak-poranda akibat gempa dan tsunami.
Situasi di Pelabuhan Wani Dua, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala yang porak-poranda akibat gempa dan tsunami. (Liputan.com/ Ady Anugrahadi)

Rafli bukanlah satu-satunya orang yang terseret tsunami. Adalagi satu orang.

Rafli memanggilnya Ambo. Menurut Rafli, Ambo tahu betul detik-detik tsunami meluluh lantakkan bangunan di kampungnya.

Dia menuturkan, Ambo sedang berada di kapal pengangkut barang. Saat itu bersandar di dermaga untuk memindahkan pupuk ke dalam gudang kapal. Tiba-tiba saja bawah laut terpecah dua. Lalu, air berubah warna menjadi hitam.

"Bukan air dari laut. Tapi air dari bawah tanah laut sampai menyembur ke atas," ucap Rafli menirukan suara Ambo.

Ambo terseret sangat jauh oleh ombak besar itu. Beruntung tidak sampai merenggut nyawanya. Ambo terluka di punggung.

"Dia (Ambo) selamat diantar ke rumah sakit," tutur Rafli.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya