Kisah Pilu Warga Picung Tangerang, Terjangkit Gatal-Gatal Akibat Limbah Gudang Kimia

Seorang warga, Robiah (36) mengatakan, air yang tercemar limbah tersebut berwarna kuning cerah.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 12 Okt 2018, 22:33 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2018, 22:33 WIB
limbah tangerang
Warga Picung Tangerang terjangkit penyakit gatal akibat limbah gudang kimia. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Tangerang - Diduga air tercemar limbah bahan kimia dari bekas gudang kimia, sebanyak 54 warga yang berada di RT 01/05, Kampung Picung, Desa Pasar Kemis, Kecamatan Pasar Kemis , Kabupaten Tangerang, alami penyakit kulit di sekujur tubuhnya,

Sangat terlihat jelas bila air yang mengalir ke rumah warga tercemar limbah. Diduga, limbah berasal dari bekas gudang kimia yang berjarak 100 meter dari pemukiman setempat.

Seorang warga, Robiah (36) mengatakan, air yang tercemar tersebut berwarna kuning cerah. Bila terkena air tersebut beberapa saat langsung terasa gatal dan panas.

"Ini airnya kalau kena kulit pertama gatal, terus panas dan enggak lama langsung merah-merah. Kita juga terpaksa pakai air ini untuk mencuci bahkan terkadang untuk mandi. Tapi, kalau untuk makan dan minum itu pakai air beli, air galon," tuturnya, Jumat (12/10/2018).

Wanita dengan dua anak ini juga mengaku, penyakit kulit yang melanda kawasan tersebut telah terjadi sejak tujuh tahun terakhir. Berbagai upaya terkait limbah aduan masyarakat kepada pihak pemerintah setempat sudah dilakukan. Namun, hingga saat ini belum ada hasil atau solusi yang didapat warga.

"Kita sudah lapor ke pemerintah, tapi sampai saat ini belum ada hasil apa-apa. Kami masih gunakan air kuning ini untuk sehari-hari," katanya.

Namun, Robiah mengaku, beberapa kali ada pabrik yang berbaik hati mendistribusikan air bersih ke rumah-rumah warga. Sayangnya, itu tidak sesering yang diharapkan warga.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Warga Tewas

Air limbah
Bentuk air limbah yang digunakan untuk mandi dan mencuci warga. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Mirisnya, penyakit kulit yang seperti dibiarkan ini, memakan korban jiwa. Dua tahun lalu, Pak Bob, warga paruh baya yang sudah menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya selama satu tahun itu akhirnya nafas terakhir.

"Ada yang meninggal dua tahun kemarin, namanya Pak Bob. Dia sudah tua kurang lebih umur 50 tahun. Dia meninggal sakit karena gatal-gatal itu," ujar Robiah.

Warga setempat lainnya, Agus mengatakan, terkait penyakit yang diderita warga, telah mendapatkan bantuan dari pihak puskesmas kecamatan yang setiap bulan melakukan pemeriksaan.

"Kalau soal penyakitnya ada dibantu sama pihak puskesmas, tapi, tinggal air bersihnya ini karena kalau tidak ada air bersih kita terpaksa tetap pakai air ini," paparnya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya