Liputan6.com, Lombok - Gempa yang mengguncang Lombok akhir Juli dan Agustus lalu sempat menghentikan roda kehidupan masyarakat di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Namun, dua bulan setelah ribuan kali gempa, masyarakat di lembah Gunung Rinjani ini perlahan-lahan mulai menata kembali kehidupan mereka. Â Â
Tidak hanya aktif bertani, masyarakat di Sembalun juga sudah siap menerima kembali kunjungan wisatawan ke wilayah mereka.
Sembalun merupakan salah satu tujuan wisata favorit di Lombok. Banyak dari warganya, menggantungkan hidup dari pekerjaan sebagai guide atau porter untuk wisatawan yang ingin mendaki ke Gunung Rinjani dan bukit-bukit di sekitarnya.
Advertisement
Di salah satu dusun yakni Dusun Lendang Luar, hampir sebagian besar warganya bekerja sebagai porter. Sebelum gempa melanda, Dusun Lendang Luar yang merupakan pintu masuk menuju Bukit Pergasingan, Rinjani, terbilang sangat hidup. Setiap pekan, 500 sampai 600 orang datang ke kampung ini untuk mendaki ke Bukit Pergasingan, baik untuk camping maupun olahraga paralayang. Â
Melihat potensi wisata yang luar biasa di wilayah ini, BNI, sebagai satu-satunya bank yang beroperasi di Sembalun, membantu warga menjadikan rumah mereka sebagai homestay. Bantuan tidak hanya terbatas pada peminjaman dana, tapi BNI juga membantu menyediakan peralatan lainnya seperti tempat tidur dan perbaikan kamar mandi.
Ada juga cafe yang pengelolaannya oleh masyarakat setempat, tempat wisatawan bersantai menikmati kopi atau buah strawberry, hasil pertanian warga. Â
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Catur Budi Harto mengatakan, BNI membantu warga menyulap rumahnya menjadi homestay, termasuk juga membuat café, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Agar warga tidak menjadi penonton, tapi ikut terlibat dalam pembangunan pariwisata di daerahnya," kata Catur di Sembalun, Lombok, Selasa (23/10/2018).
Warga Terbantu
Seorang warga yang menjadikan rumahnya sebagai homestay, Nasrul, mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini. Sebelum gempa, hampir setiap hari ada tamu, baik wisatawan asing maupun lokal, yang menginap di rumahnya.
"Biayanya Rp 120 – Rp 150 ribu per malam, manfaatnya sangat besar bagi warga," kata Nasrul.
Tapi karena gempa, program yang digagas sejak awal 2017 oleh BNI ini menjadi tersendat. Banyak rumah warga rata dengan tanah. Tapi kini, warga mulai bangkit kembali. Nasrul menyatakan optimistis, pariwisata di Sembalun akan bangkit kembali. Dia dan warga lainnya pun sudah siap untuk menyambut kedatangan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Sembalun dan Gunung Rinjani.  Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement