Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor 02, Prabowo Subianto tak henti mengkritisi berbagai persoalan ekonomi pada pemerintahan Jokowi-JK. Terbaru, Prabowo dengan lantang menyinggung soal impor dan utang di Indonesia.
Mantan Danjen Kopassus itu berjanji tak akan melakukan impor jika terpilih menjadi Presiden di 2019. Dia mengatakan, Indonesia harus menjadi negara berdikari.
Hal ini pun mendapat tanggapan dari sejumlah pihak. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri turut angkat suara mengenai rencana Prabowo tersebut.
Advertisement
Menurutnya, keinginan Prabowo menolak impor merupakan sesuatu yang tidak masuk akal. Sebab, Indonesia sendiri masih memerlukan impor seperti kapas untuk membuat pakaian.
"Masa ngomong gitu, apa dia enggak tahu bajunya itu juga kapasnya diimpor. Mau telanjang kita? Atau merajut seperti Mahatma Ghandi? Habis waktu kita buat merajut sekian banyak. Jadi enggak masuk akallah," ujarnya di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (28/11).
Meski demikian, Faisal mengatakan, mungkin tujuan Prabowo menyampaikan rencana itu dalam konteks yang berbeda. Dia juga mengatakan, hal yang dilakukan Prabowo mirip dengan Presiden Donald Trump dalam meraih perhatian.
Konteks Berbeda
"Pak Prabowo enggak sebodoh itulah ya. Mungkin konteksnya macem-macem. Tapi, seperti Donal Trump dia konsisten dengan bicara yang salah. Cek-cek salah terus, tapi terus dia lakukan," paparnya.
"Jadi bukan Pak Prabowo bodoh. Ini bagian dari strategi. Wong pak prabowo orangnya pinter kok. Menginternasional pula. Perusahaannya diluar negeri banyak. Keluarganya kaya," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement