Liputan6.com, Jakarta - Bendera berukuran besar tampak di lokasi kegiatan reuni 212, di Lapangan Monas, Minggu (2/12/2018). Lembaran kain itu diestafetkan oleh peserta reuni.
Bendera digesr dari tangan ke tangan peserta reuni 212. Bendera itu berlatar hitam, dengan tulisan tauhid berwarna putih.
Tak hanya bendera raksasa, bendera bertuliskan kalimat tauhid lain juga tampak di setiap sudut Lapangan Monas.
Advertisement
Banyak peserta reuni 212 yang mengibarkan bendera tauhid berbagai ukuran. Latar warnanya beraneka ragam, hitam, putih, biru dan hijau.
PA 212 sebelumnya hanya memperbolehkan pengibaran bendera bertuliskan kalimat tauhid dalam Reuni Akbar 212.
Di sisi lain, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta pihak yang ingin menyelenggarakan reuni 212 mempertimbangkan kembali rencana tersebut. Selain karena ada aksi pengibaran bendera tauhid, Moeldoko khawatir acara itu justru membikin resah warga.
"Masyarakat kita itu melihat bendera hitam sudah ketakutan. Kenapa kita mesti menebarkan rasa takut kepada masyarakat. Kan begitu. Secara psikologis itu yang dihadapi masyarakat. Imbauan saya ya perlu dipikirkan ulang kegiatan-kegiatan yang justru tidak membawa rasa damai," ujar Moeldoko.
Isu terkait bendera tauhid sebelumnya marak pasca-insiden pembakaran bendera HTI di Garut, Jawa Barat. Pemerintah Indonesia sejak 2017 menyatakan Hizbut Tahrir sebagai organisasi terlarang.
Selain itu, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sempat diperiksa oleh pihak kepolisian Arab Saudi terkait pemasangan bendera bertuliskan kalimat tauhid di belakang rumahnya. Arab Saudi juga masuk daftar negara yang melarang HTI.Â
Â
Â