Liputan6.com, Timika - Jenazah delapan pekerja PT Istaka Karya (Persero) yang dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Gunung Kabo, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, pada 2 Desember 2018, telah teridentifikasi. Identifikasi terhadap jenazah karyawan BUMN karya itu dilakukan oleh Tim Forensik Mabes Polri.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi AM Kamal di Timika mengatakan jenazah delapan pekerja Istaka Karya itu akan diserahkan oleh Polri kepada pihak Istaka Karya pada Jumat (7/12/2018) pagi ini.
"Penyerahan jenazah akan dilakukan pagi ini pada pukul 07.45 WIT bertempat di Hanggar Bandara Mozes Kilangin Timika," kata Kamal.
Advertisement
Hingga Kamis 6 Desember 2018, baru delapan jenazah karyawan PT Istaka Karya yang telah dievakuasi dari Mbua ke Timika, Papua. Proses evakuasi jenazah korban kebrutalan KKB itu menggunakan helikopter TNI AD.
Delapan jenazah lainnya belum bisa dievakuasi ke Timika pada Kamis 6 Desember 2018 siang lantaran kondisi cuaca tidak bersahabat di sekitar Nduga, Papua.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Evakuasi
Sementara itu, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengatakan proses evakuasi para korban kekerasan KKB dari Nduga ke Timika pada Kamis 6 Desember 2018 berlangsung lancar dan cepat.
Selain delapan korban meninggal dunia, turut dievakuasi ke Timika sebanyak delapan korban yang ditemukan dalam kondisi selamat.
"Kami semua berupaya semaksimal membuat proses ini lancar dalam rangka kemanusiaan. Namun semua harus menyadari bagaimana kondisi geografis Papua, kadang di Timika cuacanya cerah, tapi di pedalaman justru tidak clear (tak bagus). Kami juga menghendaki proses ini cepat," kata Pangdam.
Pangdam mengatakan hambatan utama dalam proses pencarian hingga evakuasi para korban kekerasan KKB, yaitu kondisi geografis di lokasi kejadian yang cukup sulit, cuaca hingga masih adanya gangguan dari KKB yang menembaki para prajurit TNI-Polri.
"Apapun risiko yang kami hadapi di lapangan, kami tidak takut menghadapi itu sebagai wujud negara hadir untuk menyelamatkan warganya," kata Mayjen Sembiring.
Advertisement