4 Fakta Penahanan Bahar bin Smith atas Dugaan Penganiayaan

Selain Bahar bin Smith, polisi juga telah menetapkan empat orang lainnya sebagai tersangka.

oleh Maria Flora diperbarui 19 Des 2018, 07:55 WIB
Diterbitkan 19 Des 2018, 07:55 WIB
Habib Bahar bin Smith Datangi Bareskrim
Habib Bahar bin Smith tiba di Gedung Bareskrim Polri Jakarta, Kamis (6/12). Habib Bahar diperiksa sebagai saksi terlapor terkait kasus video ceramah yang diduga menghina Presiden Jokowi dan viral di media sosial. (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Usai ditetapkan tersangka soal isi ceramahnya yang dianggap rasis dan menyebarkan ujaran kebencian pada Presiden Jokowi, Habib Bahar bin Smith kembali harus berurusan dengan polisi.

Dia ditetapkan tersangka atas kasus dugaan penganiayaan anak.

"Benar, sudah ditetapkan sebagai tersangka, dan ditahan penyidik Polda Jabar," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada Liputan6.com Selasa (18/12/2018).

Selain Bahar bin Smith, polisi juga telah menetapkan empat orang lainnya sebagai tersangka. Dari lima orang ini, polisi telah menahan dua pelaku penganiayaan, salah satunya Bahar bin Smith.

Berikut sejumlah fakta di balik penahanan Bahar bin Smith:

1. Dilaporkan di Polres Bogor

Habib Bahar bin Smith Datangi Bareskrim
Habib Bahar bin Smith dikerumuni awak media saat tiba untuk menjalani pemeriksaan di Gedung Bareskrim Polri Jakarta, Kamis (6/12). Habib Bahar bin Smith tampil mengenakan kacamata hitam saat memenuhi panggilan Bareskrim. (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Pada 5 Desember 2018, Polres Bogor menerima laporan atas kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan Bahar bin Smith.

Laporan tersebut diterima dengan nomor LP/B/1125/XII/2018/JBR/Red.

Bersama beberapa orang lainnya Pendiri Majelis Pembela Rasulullah ini diduga telah melakukan tindak kekerasan terhadap dua remaja di Bogor, MHU (17) dan Ja (18).

2. Terjadi di Pesantren

Habib Bahar bin Smith Datangi Bareskrim
Habib Bahar bin Smith saat tiba untuk menjalani pemeriksaan di Gedung Bareskrim Polri Jakarta, Kamis (6/12). Habib Bahar bin Smith tampil mengenakan kacamata hitam saat memenuhi panggilan Bareskrim. (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Dalam laporan tersebut juga disebutkan di mana lokasi Bahar bin Smith dan empat rekannya melakukan tindak kekerasan.

Yaitu sebuah pesantren yang terletak di Kampung Kemang, Bogor, pada Sabtu, 1 Desember 2018, sekitar pukul 11.00 WIB.

3. Diperiksa sebagai Terlapor

Habib Bahar bin Smith memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Mabes Polri.
Habib Bahar bin Smith memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Mabes Polri. (Merdeka.com/ Nur Habibie)

Kedatangan Bahar bin Smith ke Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Selasa, 18 Desember diiringi massa Front Pembela Islam (FPI) yang demo di depan Markas Polda Jabar.

Bahar tiba pada pukul 12.25 WIB. Dia menjalani pemeriksaan kasus dugaan penganiayaan.

Saat itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo belum bersedia mengungkapkan kronologi peristiwa pidana yang diduga dilakukan Bahar. Karena penyelidikan tersebut berdasarkan laporan kepolisian yang diterima jajaran Polda Jawa Barat. Bahar pun masih diperiksa sebagai saksi terlapor.

"Kita kedepankan asas praduga tak bersalah, setiap orang yang dipanggil sebagai saksi dulu. Nanti dalam pemeriksaan, pendalaman, apabila terbukti perbuatan melanggar hukumnya dengan alat bukti yang sudah diverifikasi oleh penyidik, statusnya bisa diubah dari saksi menjadi tersangka," ucap Dedi.

4. Undang-Udang yang Menjerat Bahar

Habib Bahar bin Smith Datangi Bareskrim
Habib Bahar bin Smith dikerumuni awak media saat tiba untuk menjalani pemeriksaan di Gedung Bareskrim Polri Jakarta, Kamis (6/12). Habib Bahar bin Smith tampil mengenakan kacamata hitam saat memenuhi panggilan Bareskrim. (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Atas dugaan penganiayaan anak, Pendiri Majelis Pembela Rasulullah, Habib Bahar bin Smith dianggap telah melanggar peraturan perundangan tentang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahu 2002 yang diatur dalam 170 KUHP dan atau 351 KUHP dan atau Pasal 80 Undang-undang Tahun 35 Tahun 2014.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya