Profil Amien Rais dan Kiprahnya di Dunia Politik Indonesia

Amien Rais merupakan salah satu pilar penting politik di Indonesia yang ikut membidani lahirnya reformasi

oleh Septika Shidqiyyah diperbarui 27 Des 2018, 12:11 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 12:11 WIB
6 Jam Diperiksa Penyidik, Amien Rais Tebar Senyum Tinggalkan Mapolda
(Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Amien Rais merupakan politikus di Indonesia. Lahir di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 26 April 1944. Amien Rais merupakan salah satu pilar penting politik di Indonesia yang ikut membidani lahirnya reformasi dan berakhirnya era pemerintahan Orde Baru.

Sejak di bangku kuliah Amien Rais sudah aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, di antaranya adalah menjadi salah satu pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Yogyakarta.

Amien Rais pernah menjabat sebagai Ketua MPR periode 1999-2004. Jabatan ini dipegangnya sejak ia dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999 pada bulan Oktober 1999.

Profil Amien Rais dalam kehidupan pribadi

Sambangi KPK, Amien Rais Temui Agus Rahardjo
(Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah pada 26 April 1944 ini adalah anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Syuhud Rais dan Sudalmiyah. Amien Rais dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang aktif dalam organisasi Muhammadiyah. Ia pun diberi nama Muhammad Amien Rais dan lebih dikenal dengan panggilan Amien Rais.

Pada tahun 1969 Amien Rais menikah dengan teman masa kecilnya, Kusnasriyati Sri Rahayu. 10 tahun menikah, Amien dan Kusnasriyati belum juga dikaruniai anak walau telah melalui berbagai pengobatan. Saat menunaikan ibadah haji di Mekah, Amien berdoa tepat di depan Ka'bah memohon supaya diberi anak. Tepat 2 bulan kemudian doa Amien terkabul dengan hamilnya Kusnasriyati.

Dari pernikahannya, Amien Rais dikaruniai 5 anak, yakni Ahmad Hanafi, Hanum Salsabiela, Ahmad Mumtaz, Tasniem Fauzia dan Ahmad Baihaqy.

Pendidikan Amien Rais

Sambangi KPK, Amien Rais Temui Agus Rahardjo
(Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Amien Rais menempuh pendidikan dasar hingga menengah di sekolah Muhammadiyah di kota kelahirannya. Lulus SMA, Amien Rais melanjutkan studi di Fakultas Sosial Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Saat menjadi mahasiswa inilah Amien Rais terlibat aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan. Ia didaulat menjadi ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan ketua Lembaga Dakwah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Yogyakarta. Di tengah kesibukannnya sebagai aktivis, Amien Rais tak melupakan kuliahnya. Ia mendapatkan gelar sarjana dari UGM pada tahun 1968. Setelah itu Amien Rais melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.

Amien Rais meneruskan pendidikan master Ilmu Politik di University of Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat, dan selesai tahun 1974. Dari universitas yang sama juga memperoleh Certificate on East-European Studies.

Sedangkan gelar Doktoralnya diperoleh dari University of Chicago, Amerika Serikat (1981) dengan mengambil spesialisasi di bidang politik Timur Tengah dan selesai tahun 1984. Ia menyabet gelar doktor pada usia 37 tahun.

Disertasinya yang cukup terkenal, berjudul: The Moslem Brotherhood in Egypt: its Rise, Demise, and resurgence (Organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir: Kelahiran, Keruntuhan dan Kebangkitannya kembali).

Selain itu, ia juga mengikuti program Post-Doctoral Program di George Washington University pada tahun 1986 dan di UCLA pada tahun 1988.

Sekembalinya ke tanah air, ia pun menjadi dosen sekaligus sebagai guru besar Ilmu Politk di UGM. Ia mengajar mata kuliah Teori Politik Internasional, Sejarah dan Diplomasi di Timur Tengah, Teori-teori Sosialisme, hingga memegang mata kuliah Teori Revolusi dan Teori Politik di Program Pascasarjana UGM.

Selain itu, Amien Rais mengelola Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan yang dinaungi Yayasan Mulia Bangsa Yogyakarta. Lembaga ini mengkaji dan meneliti kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk memperkuat negara seperti masalah-masalah strategis yang berorientasi pada penguatan pilar-pilar kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan pengalamannya di banyak negara dan studi politik yang dilakukannya selama bertahun-tahun, Amien Rais memiliki pengetahuan yang sangat luas terutama soal hak asasi manusia dan demokrasi.

Pendidikan Amien Rais:

Fakultas Sosial Politik Universitas Gajah Mada (lulus 1968)

Notre Dame Catholic University, Indiana, USA (1974)

Al-Azhar University, Cairo, Mesir (1981)

Chicago University, Chicago, USA (gelar Ph.D dalam ilmu politik 1984)

George Washington University (postdoctoral degree, 1988-1989)

Aktif berorganisasi

Sejak di bangku kuliah Amien Rais sudah aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, di antaranya adalah menjadi salah satu pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan menjabat sebagai Sekretaris Lembaga DAkwah Mahasiswa Islam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Yogyakarta.

Mengikuti keinginan ayahnya, Amien Rais mengambil kuliah bidang politik di Universitas Gadjah Mada. Ternyata memang di bidang inilah Amien berkembang pesat. Skripsinya yang menyoroti politik luar negeri Israel berhasil mendapatkan nilai A dan Amien Rais berkesempatan melanjutkan studi hingga program doktoral di beberapa universitas ternama luar negeri. Disertasinya menyorot soal Timur Tengah dan semakin memperdalam dua bidang kajian yang sangat lekat dengan hidup Amien Rais, yaitu politik dan Islam.

Sepulangnya ke Indonesia, Amien Rais mengepalai Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan yang dinaungi Yayasan Mulia Bangsa Yogyakarta.

Dengan bekal tersebut, Amien Rais tidak tinggal diam melihat kebobrokan di dalam negara Indonesia, beliau sering mengkritik banyak hal dalam pemerintahan. Bersama dengan para tokoh nasional lain, Amien Rais mendirikan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).

Telah aktif menulis sejak di masa sekolah, suara dan kritik Amien Rais juga diserukan melalui tulisan, salah satunya dengan menjadi penulis tetap di Harian Umum Republika dan menulis sejumlah buku tentang politik dan Islam. Amien Rais adalah tokoh yang vokal menyerukan pendapat dan terang-terangan mengkritik kebobrokan pemerintahan Orde Baru yang saat itu masih berkuasa. Ketika kondisi perekonomian Indonesia semakin lemah, Amien Rais termasuk tokoh nasional yang menyerukan reformasi total dalam pemerintahan dan menuntut lengsernya presiden Soeharto.

Usai Pemilu tahun 2004, Amien Rais memutuskan untuk kembali menjadi akademisi di kampus, dan tetap bergiat di Muhammadiyah dan partainya, PAN.

Kiprah Amien Rais di dunia politik Tanah Air

Amien Rais
Politkus senior PAN Amien Rais melambaikan tangan usai bertemu Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (26/4). Amien Rais menegaskan PAN tidak mungkin merapat ke kubu Jokowi di Pilpres 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Amien Rais dikenal sangat kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto. Namanya kian mencuat di ranah politik Indonesia terutama pada era reformasi 1998.

Pria ini juga dikenal sebagai pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), sebuah partai yang lahir pada tahun 1998 untuk mengikuti Pemilu 1999. Amien Rais sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum DPP PAN yang pertama.

Pada Pemilu 1999, partainya ikut Pemilu. Namun hasil Pemilu 1999 tidak terlalu memuaskan bagi PAN. Amien Rais akhirnya berbelok arah dengan bermain cantik sehingga berhasil terpilih menjadi Ketua MPR periode 1999 - 2004.

Gagasan Amien Rais memberikan pengaruh yang besar di politik nasional dan kestabilan negara, salah satunya adalah dengan membentuk Poros Tengah saat persaingan politik nasional sedang memanas memperebutkan kursi kepresidenan setelah BJ Habibie.

Atas manuver-manuver politiknya untuk bangsa Indonesia, Amien Rais disebut-sebut sebagai Bapak Bangsa.

Sebuah majalah pernah menjulukinya sebagai King Maker. Julukan itu merujuk pada besarnya peran Amien Rais dalam menentukan jabatan presiden pada Sidang Umum MPR tahun 1999 dan Sidang Istimewa tahun 2001. Padahal, perolehan suara partainya, PAN, tak sampai 10% dalam pemilu 1999.

Tahun 2004, Amien Rais kembali maju dalam pemilihan presiden. Saat itu ia berpasangan dengan Siswono Yudohusodo mewakili PAN. Namun lagi-lagi ia gagal meraih kemenangan setelah hanya meraih kurang dari 15% suara.

Karier Amien Rais:

Dosen pada FISIP UGM (1969-1999)

Pengurus Muhammadiyah (1985)

Asisten Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (1991-1995)

Wakil Ketua Muhammadiyah (1991)

Direktur Pusat Kajian Politik (1988)

Peneliti Senior di BPPT (1991)

Anggota Grup V Dewan Riset Nasional (1995-2000)

Ketua Umum Muhammadiyah (1995-2000)

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (1999-2004)

Ketua MPR (1999-2004)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya