Korban Tewas Longsor Sukabumi Menjadi 5 Orang, 38 Masih Dicari

Sutopo mengatakan, pada pukul 10.00 WIB tadi, ditemukan tiga korban longsor yang meninggal dunia yaitu satu orang laki-laki, satu orang perempuan dan satu orang bayi.

oleh Mevi Linawati diperbarui 01 Jan 2019, 12:04 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2019, 12:04 WIB
Penampakan Longsor Dusun Cimapag yang Rata dengan Tanah
Tim SAR dibantu warga sekitar berusaha mencari orang yang tertimbun longsor di Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Selasa (1/1). Longsor menerjang satu dusun jelang malam tahun baru pukul 17.00 WIB. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban longsor di Dusun Garehong, Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Longsor terjadi pada Senin 31 Desember 2018 pukul 17.30 WIB.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, data sementara pada Selasa (1/1/2019) pukul 10.00 WIB dari Posko Tanggap Darurat di Desa Sirnaresmi tercatat 32 kepala keluarga atau 107 jiwa terdampak longsor. Longsor menimbun 30 unit rumah.

"5 orang meninggal dunia, 3 orang luka-luka, 61 orang selamat dan ditempatkan di pengungsian, dan 38 orang belum ditemukan," kata Sutopo, dalam keterangan tertulisnya.

Sutopo mengatakan, pada pukul 10.00 WIB tadi, ditemukan tiga korban meninggal dunia yaitu satu orang laki-laki, satu orang perempuan dan satu orang bayi.

Sebelumnya, pada 31 Desember 2018 malam ditemukan 2 orang korban dalam meninggal dunia, di mana satu laki-laki dan satu perempuan, sehingga total korban meninggal hingga saat ini 5 orang.

"Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, relawan dan masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap 38 orang korban yang diduga masih tertimbun longsor," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Alat Berat Sulit Didatangkan

Pencarian masih dilakukan secara manual karena alat berat sulit didatangkan di lokasi bencana. Tiga alat berat sudah disiapkan namun masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit dan medannya berat.

Bantuan terus berdatangan tapi terhambat oleh banyaknya masyarakat yang melihat bencana. Wisata bencana seperti ini selalu terjadi di saat bencana. Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana.

Ada juga ingin menengok dan membantu kerabat yang terkena bencana. Kondisi jalan yang sempit menyebabkan bantuan, baik personil SAR, logistik, ambulan dan sebagainya terhambat kemacetan. Hal ini juga terjadi saat penanganan bencana seperti tsunami di Pandeglang dan Serang, longsor Banjarnegera, longsor Brebes, jebolnya Situ Gintung dan sebagainya.

Longsor susulan masih terjadi meski intensitasnya kecil. Kondisi tanah juga rapuh, terurai dan berlumpur akibat hujan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban.

BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan relawan memberikan bantuan logistik dan pelayanan kesehatan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya