Liputan6.com, Jakarta - Tim SAR gabungan masih terus mencari 38 orang korban yang diduga masih tertimbun longsor di Dusun Garehong, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dalam musibah yang terjadi Senin kemarin itu, tercatat lima orang meninggal dunia.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tim masih melakukan pencarian korban dengan cara manual. Sebab, akses untuk alat berat menuju lokasi longsor masih sulit.
Baca Juga
"Tiga alat berat sudah disiapkan namun masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit dan medannya berat," kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Selasa (1/1/2019).
Advertisement
Dia mengatakan, hingga saat ini longsor susulan masih terus terjadi meskipun dengan intensitas kecil.
"Kondisi tanah juga rapuh, terurai dan berlumpur akibat hujan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban," ujar Sutopo.
Lebih lanjut dia menegaskan, pihaknya terus bekerja sama dengan seluruh stakeholder untuk cepat menangani bencana , longsor tersebut.
"Upaya penanganan terus dilakukan. BPBD Kabupaten Sukabumi mengirim tim ke lokasi kejadian. BPBD Kabupaten Sukabumi bersama Basarnas dan warga setempat juga melakukan evakuasi dan pendataan," pungkas Sutopo.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Butuh Alat Berat
Sebelumnya, BNPB mencatat 41 korban longsor Sukabumi, Jawa Barat, belum ditemukan. Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pencarian dan pertolongan korban longsor Sukabumi memerlukan alat berat.
"Untuk evakuasi diperlukan alat berat," kata Sutopo dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Selasa (1/1/2019).
Namun, kata dia, akses jalan dan medan di lokasi longsor Sukabumi cukup berat. Kondisi ini menghambat pencarian korban meski alat berat sudah didatangkan.
"Cuaca hujan di lokasi kejadian. Jalanan terjal berbatu ditambah hujan menyulitkan tim untuk melakukan evakuasi," ujar Sutopo.
Terlebih, listrik di lokasi kejadian juga padam, begitu pula dengan jaringan komunikasi seluler. Dalam berkomunikasi, tim di lapangan hanya bisa mengandalkan radio komunikasi/handy talkie.
Reporter: Ronald
Advertisement