Liputan6.com, Jakarta Warga yang berada di sekitar Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, dikejutkan dengan guncangan gempa bumi tektonik pada Sabtu (5/1/2019), pukul 09.04 Wita.
"Cukup terasa, meski guncangannya tidak terlalu keras," ungkap Yohanis Tinungki, warga Tahuna, Kabupaten Kepulauan Talaud.
Yohanis mengatakan, meski guncangannya tidak terlalukeras, namun warga cukup was-was. "Apalagi mengingat kejadian gempa dan tsunami di beberapa daerah," ujar dia.
Advertisement
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan Magnitudo 5,7 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi Magnitudo 5,3.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4,32 LU dan 126,18 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 km arah barat laut Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Propinsi Sulawesi Utara pada kedalaman 120 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat deformasi batuan pada Lempeng Laut Maluku," ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pemicu Gempa
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike slip fault). Guncangan gempabumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Sangihe dengan skala intensitas II-III MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," ungkap dia.
Hingga pukul 09.30 Wita, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Rahmat.
Advertisement