3 Pernyataan Wadah Pegawai Usai Teror Bom di Rumah Pimpinan KPK

Hingga kini, aparat kepolisian pun masih terus mencari tahu siapa pelakunya. Wadah Pegawai (WP) KPK pun angkat bicara.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 10 Jan 2019, 12:35 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2019, 12:35 WIB
Rumah Wakil Ketua KPK, LaOde Syarif
Pewarta melihat-lihat kondisi rumah Wakil Ketua KPK, La Ode Muhammad Syarif di kawasan Kalibata, Jakarta, Rabu (9/1). Sebelumnya, terjadi lemparan molotov di rumah Wakil Ketua KPK, La Ode Muhammad Syarif. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Rumah dua petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat teror bom pada Rabu, 9 Januari 2019 kemarin. Mereka adalah Wakil Ketua KPK Laode Muhamad Syarif dan Ketua KPK Agus Rahardjo.

Teror lebih dulu dialami oleh Laode. Sekiranya pukul 05.30 WIB, ditemukan botol berisi spirtus dengan sumbu, mirip bom molotov, ditemukan di depan garasi Laode di Jalan Kalibata Selatan No 42C, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.

Kemudian pada hari yang sama, sebuah benda seperti bom rakitan jenis high explosive ditemukan di rumah pimpinan KPK Agus Rahardjo di Graha Indah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.

Hingga kini, aparat kepolisian pun masih terus mencari tahu siapa pelakunya. Wadah Pegawai (WP) KPK pun angkat bicara.

Menurut Ketua WP KPK Yudi Purnomo, meski teror bom menghantui pimpinan KPK, pemberantasan korupsi tak akan pernah goyah.

Berikut 3 pernyataan WP KPK usai teror bom di rumah pimpinan KPK yang dihimpun dari Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Ujian Bagi KPK

Rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat.
Rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo menyebut teror yang terjadi di kediaman dua pimpinan lembaga antirasuah itu merupakan ujian bagi pemberantasan korupsi.

"Kami meyakini tindakan teror ini merupakan upaya untuk menimbulkan rasa takut dan gentar di hati pimpinan dan pegawai KPK agar berhenti menangkapi koruptor dan menciptakan Indonesia bersih," ujar Yudi saat dikonfirmasi, Rabu, 9 Januari 2019.

Namun, tindakan teror tersebut menurutnya tak akan menyurutkan lembaga antirasuah dalam mengungkap tindak pidana korupsi. Justru, hal tersebut semakin memperteguh semangat pemberantasan tindak pidana korupsi, apa pun risikonya.

"Bahwa teror-teror kepada pimpinan KPK dan pegawai KPK tidak akan pernah menciutkan nyali kami dalam memberantas korupsi di negeri ini," kata dia.

 

2. Minta Jokowi Ungkap Pelaku Teror

Rumah Wakil Ketua KPK, LaOde Syarif
Kondisi rumah Wakil Ketua KPK, La Ode Muhammad Syarif di kawasan Kalibata, Jakarta, Rabu (9/1). Sebelumnya, terjadi lemparan molotov di rumah Wakil Ketua KPK, La Ode Muhammad Syarif. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selain itu, Yudi dan pegawai KPK lainnya pun mengecam tindakan teror terhadap dua komisioner KPK. Yudi berharap, pelaku teror segera dijerat termasuk pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan.

"Presiden Joko Widodo harus dapat membongkar berbagai upaya pelemahan KPK melalui teror kepada pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif saat ini, maupun pegawai termasuk kasus penyerangan terhadap penyidik senior Novel Baswedan," kata Yudi.

 

3. Pelaku Sama

Rumah Ketua KPK Agus Rahardjo
Rumah Ketua KPK Agus Rahardjo mendapat teror benda mirip bom (Liputan6.com/ Muhammad Radityo Priyasmoro)

WP KPK menduga teror yang dialami dua pimpinan KPK, Agus Rahardjo dan Laode Muhammad Syarif serupa dengan yang dialami penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Menurut Ketua WP KPK Yudi Purnomo, ada korelasi yang dia tangkap dalam teror terhadap dua pimpinan KPK, Novel Baswedan, serta penyidik KPK lainnya bernama Apip Julian Miftah.

"Ada beberapa korelasi yang kami tangkap. Pertama pelakunya sama, dua orang yang menaiki motor, tapi wajahnya ditutupi. Punya korelasi yang sama dengan pelakunya bang Novel. Kemudian mobil Bang Apip pakai air keras, Bang Novel juga," ujar dia di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 9 Januari 2019.

Dari kesamaan itu, Yudi dan pegawai KPK lainnya menilai pelaku berasal dari jaringan yang sama. Oleh sebab itu, Yudi meminta agar kepolisian segera mengungkap pelaku agar kejadian tersebut tak terulang.

"Kami juga yakin ini bukanlah yang terakhir bisa jadi besok ada penyelidik jaksa atau petugas KPK lainnya yang diteror," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya