Prediksi Cuaca di Jakarta Februari Ini Versi BMKG

BMKG menyebut, potensi banjir luas bisa terjadi jika curah hujan 10 milimeter dalam jangka waktu enam jam sepekan berturut-turut di Jakarta.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 01 Feb 2019, 16:32 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2019, 16:32 WIB
Musim Hujan Jakarta
Suasana gedung-gedung bertingkat dengan langit mendung di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (23/11). BMKG memperkirakan puncak musim hujan di Jakarta diprediksi terjadi sepanjang Januari hingga Februari 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau kondisi cuaca di Indonesia, termasuk Ibu Kota Jakarta.

Yang terbaru, BMKG memprediksi jika awal Februari 2019 ini merupakan puncak musim hujan.

Hal tersebut disampaikan oleh Pakar Hidrometeorologi Armi Susandi. Menurutnya, masyarakat harus bersiap dengan kemungkinan banjir di Jakarta.

Selain itu, Armi mengatakan, potensi banjir luas bisa terjadi jika curah hujan 10 milimeter dalam jangka waktu enam jam sepekan berturut-turut.

Terlebih, kata dia, infrastruktur di Ibu Kota tergolong tidak memadai jika harus menghadapi hujan lebat sampai tujuh hari beriringan.

Berikut prediksi BMKG terbaru terkait curah hujan di Jakarta dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. 10 Hari Pertama Februari 2019

Penampakan Awan Hitam Selimuti Langit Jakarta
Awan hitam menyelimuti langit Jakarta, Senin (3/12). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga memperingatkan akan hujan yang cukup lebat. (Liputan6.com/JohanTallo)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan 10 hari pertama di bulan Februari akan menjadi puncak musim hujan yang terjadi di Jakarta. Namun begitu, BMKG belum dapat menjelaskan secara detail terkait waktunya.

"Jadi kita akan was-was nanti sekitar bulan Februari pada tanggl 1 sampai 10. Kapannya, jam berapanya, tinggal tunggu informasi BMKG. Karena ada jangka panjang, jangka menengah, dan jam-jaman dari BMKG,” ujar Pakar Hidrometeorologi, Armi Susandi di Graha BNPB, Jakarta, Kamis, 31 Januari 2019.

 

2. Banjir Bisa Terjadi

Underpass Cawang Banjir
Pengendara mengambil lajur sebelah kanan untuk menghindari banjir di terowongan (underpass) Cawang, Jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa (12/12). Hujan deras yang mengguyur sebagian Jakarta mengakibatkan banjir di kawasan ini. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Armi juga mengatakan, masyarakat harus bersiap dengan kemungkinan banjir di Jakarta. Kawasan yang rawan membentang dari wilayah Selatan hingga Utara.

Menurutnya, kemungkinan akan ada banjir kiriman yang kemudian disambut oleh bulan purnama di wilayah utara.

"Kalau kombinasi ini terjadi, bulan purnama air pasang naik, lalu ada kiriman dari Bogor dan hujan Jakarta, dalam waktu kurang dari enam jam ketiga-tiganya maka Jakarta akan terendam," jelas Armi.

"Tapi kalau salah satunya saja terjadi, tidak sekaligus, maka dia akan menjadi banjir sesaat. Itu kesepakatan kita untuk persiapan BPBD di Jakarta," tandasnya.

 

3. Infrastruktur Jakarta Tak Memadai

Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Selain itu, Armi menyebut, curah hujan yang tinggi itu, kata dia, juga berpotensi mengakibatkan banjir di Jakarta terutama Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

Dia mengatakan potensi banjir luas bisa terjadi jika curah hujan 10 milimeter dalam jangka waktu enam jam sepekan berturut-turut.

Terlebih, kata Armi, infrastruktur di Ibu Kota tergolong tidak memadai jika harus menghadapi hujan lebat sampai tujuh hari beriringan.

Ia mencontohkan, fasilitas pompa air untuk memindahkan genangan hujan di Jakarta akan bekerja sangat berat dan tidak seimbang dengan debit air yang ada.

Banjir yang parah, kata dia, dapat terjadi di ibu kota jika ada empat prasyarat pertama hujan deras tersebut diikuti dengan banjir kiriman, hujan kiriman dan terjadi rob dari utara.

"Infrastruktur kita tidak bagus penyerapan airnya. Pompa kita tidak sebaik di Seoul, Korea Selatan. Karakteristik Jakarta itu mirip Seoul, di sana bagus pompanya," kata Armi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya