Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau kondisi cuaca di Indonesia, termasuk Ibu Kota Jakarta.
Yang terbaru, BMKG memprediksi jika awal Februari 2019 ini merupakan puncak musim hujan.
Hal tersebut disampaikan oleh Pakar Hidrometeorologi Armi Susandi. Menurutnya, masyarakat harus bersiap dengan kemungkinan banjir di Jakarta.
Advertisement
Selain itu, Armi mengatakan, potensi banjir luas bisa terjadi jika curah hujan 10 milimeter dalam jangka waktu enam jam sepekan berturut-turut.
Terlebih, kata dia, infrastruktur di Ibu Kota tergolong tidak memadai jika harus menghadapi hujan lebat sampai tujuh hari beriringan.
Berikut prediksi BMKG terbaru terkait curah hujan di Jakarta dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. 10 Hari Pertama Februari 2019
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan 10 hari pertama di bulan Februari akan menjadi puncak musim hujan yang terjadi di Jakarta. Namun begitu, BMKG belum dapat menjelaskan secara detail terkait waktunya.
"Jadi kita akan was-was nanti sekitar bulan Februari pada tanggl 1 sampai 10. Kapannya, jam berapanya, tinggal tunggu informasi BMKG. Karena ada jangka panjang, jangka menengah, dan jam-jaman dari BMKG,” ujar Pakar Hidrometeorologi, Armi Susandi di Graha BNPB, Jakarta, Kamis, 31 Januari 2019.
Advertisement
2. Banjir Bisa Terjadi
Armi juga mengatakan, masyarakat harus bersiap dengan kemungkinan banjir di Jakarta. Kawasan yang rawan membentang dari wilayah Selatan hingga Utara.
Menurutnya, kemungkinan akan ada banjir kiriman yang kemudian disambut oleh bulan purnama di wilayah utara.
"Kalau kombinasi ini terjadi, bulan purnama air pasang naik, lalu ada kiriman dari Bogor dan hujan Jakarta, dalam waktu kurang dari enam jam ketiga-tiganya maka Jakarta akan terendam," jelas Armi.
"Tapi kalau salah satunya saja terjadi, tidak sekaligus, maka dia akan menjadi banjir sesaat. Itu kesepakatan kita untuk persiapan BPBD di Jakarta," tandasnya.
3. Infrastruktur Jakarta Tak Memadai
Selain itu, Armi menyebut, curah hujan yang tinggi itu, kata dia, juga berpotensi mengakibatkan banjir di Jakarta terutama Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Dia mengatakan potensi banjir luas bisa terjadi jika curah hujan 10 milimeter dalam jangka waktu enam jam sepekan berturut-turut.
Terlebih, kata Armi, infrastruktur di Ibu Kota tergolong tidak memadai jika harus menghadapi hujan lebat sampai tujuh hari beriringan.
Ia mencontohkan, fasilitas pompa air untuk memindahkan genangan hujan di Jakarta akan bekerja sangat berat dan tidak seimbang dengan debit air yang ada.
Banjir yang parah, kata dia, dapat terjadi di ibu kota jika ada empat prasyarat pertama hujan deras tersebut diikuti dengan banjir kiriman, hujan kiriman dan terjadi rob dari utara.
"Infrastruktur kita tidak bagus penyerapan airnya. Pompa kita tidak sebaik di Seoul, Korea Selatan. Karakteristik Jakarta itu mirip Seoul, di sana bagus pompanya," kata Armi.
Advertisement