Liputan6.com, Jakarta - Membantu orang tua berjualan kue di pasar tradisional, itulah kegiatan mahasiswa program pascasarjana Universitas Oxford Inggris asal Papua, Billy Mambrasar semasa kecil. Walau hidup penuh pilu di bawah garis kemiskinan, impiannya untuk memajukan pendidikan Tanah Air, khususnya di tempat kelahirannya, tak pernah padam.
"Kami tidak punya listrik dan juga kurang makan sehari-hari. Papa tidak punya pekerjaan tetap, dan mama adalah penjual kue di pasar tradisional. Saya bantu-bantu mama berjualan kue," ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (8/2/2019).
Keadaan tersebut membuatnya memacu akal, pikiran, dan tenaganya agar dapat memiliki pengetahuan luas dan meraih nilai akademik tinggi. Alhasil, Billy remaja lolos seleksi masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) unggulan di Papua sebagai batu loncatannya menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) program sarjana.
Advertisement
Seolah tak puas menimba ilmu di Indonesia, dia memburu beasiswa kuliah ke luar negeri. Upayanya tentu tidak sia-sia, dia diterima di program pascasarjana di Universitas Nasional Australia, lalu menyeberang ke Inggris di Universitas Oxford. Billy tak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk itu.
Kendati demikian, dia tak tinggal diam melihat keluarganya hidup serba kekurangan. "Saya bekerja di sebuah perusahaan MNC dan mengangkat orang tua saya dari kemiskinan, termasuk menyekolahkan adik-adik dan keponakan saya," ucapnya menandasi.
Dari situ, Billy menilai bahwa pendidikan adalah kunci utama menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Dia menyaksikan betapa pendidikan dapat menyelamatkan kehidupan seseorang dari berbagai kesulitan yang menimpa tak pandang bulu.
Bersama Ayahnya, dia melakukan gebrakan dengan mendirikan pendidikan informal di kediamannya. Dia menamakan pusat kegiatan belajar mengajar tersebut dalam bahasa kedaerahan Papua dengan sebutan Kitong Bisa yang dalam bahasa Indonesia berarti kita bisa. Tujuannya untuk menolong anak-anak lain mengangkat derajat orang tuanya dari kemiskinan.
"Sekarang learning centers kami sudah ada 4 atas mama kami, dan 9 learning centers lain yang kami inkubasi di seluruh Indonesia dengan lebih dari 500 anak sejauh ini, dan sekitar 50-an volunteers yang tersebar," ucap Billy.
Sayangnya, gebrakan baru untuk memajukan pendidikan Indonesia Timur ini belum mendapat respons positif dari pemerintah pusat maupun daerah. Sebaliknya, Billy mengatakan, Kitong Bisa membantu Pemprov Papua dalam revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di sana.
"Kita malah dibantu sama lembaga-lembaga internasional seperti kedutaan Australia dan Amerika dalam bentuk keuangan, jaringan, dan macam-macam. Tentunya bantuan tersebut dibutuhkan untuk operasional budgeting kami," katanya.
Selain itu, dukungan lain juga diberikan dari mantan anak didik Kitong Bisa yang sudah bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Mereka menaruh perhatian kepada mahasiswa Oxford ini untuk mengembangkan usahanya di sektor pendidikan.
"Mereka yang sedang berkuliah di luar Papua akan magang dan membantu tim kita di Jakarta," ujarnya.
Melihat usaha Billy, President Oxford Society of Indonesia Rio Haminoto mengatakan, Universitas Oxford mendukung gebrakan yang dilakukan Billy. Pada beberapa acara yang diadakan Oxford Society, kata Rio, sering melibatkan Billy untuk membangun perhatian masyarakat soal usaha putra Papua ini.
"Dukungan paling nyata dari Oxford Society kepada Kitong Bisa yang dikomandoi Billy adalah dengan menyediakan panggung bagi Billy untuk menyuarakan pemikiran progresifnya tentang pendidikan dalam bentuk social enterprise dengan harapan dapat memberikan efek bola salju kepada lingkungan sekitar," kata dia kepada Liputan6.com, Jumat (8/2/2019).
Dukungan Mengalir
Mantan Menteri Pertambangan dan Energi RI Soebroto tak menampik bahwa yang dilakukan Billy merupakan tindakan mulia dari seorang putra bangsa berjiwa nasionalis. Dia punya harapan tinggi kepada Billy sebagai anak muda cerdas nanpenuh semangat.
"Billy berusaha mendidik anak-anak calon pemimpin bangsa yang bisa membawa negara ini menuju kemakmuran. Pemerintah tentu perlu mendorong dan membantu hal seperti ini sebagai bentuk junjungan kepada dasar negara, yakni pancasila," tandasnya di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 7 Febuari 2018.
Pria yang dulunya merupakan akademisi itu mendukung penuh usaha Billy dalam memajukan Tanah Air melalui sektor pendidikan informal. Dia berharap semoga ke depannya banyak anak muda cerdas lulusan perguruan tinggi luar negeri, bisa ikut serta memajukan kampung halamannya sendiri.
"Ini merupakan contoh nyata bagi generasi muda NKRI bahwa kita adalah putra putri bangsa, yang harus kembali ke bangsa ini juga," pungkasnya.
Reporter: Rifqi Aufal Sutisna
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement