Cerita di Balik Jokowi Diam-Diam ke Kampung Nelayan Saat Tengah Malam

Walaupun mengaku hanya berdua bersama sopirnya, Presiden Jokowi rupanya juga dikawal diam-diam oleh Paspamres.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 20 Feb 2019, 19:15 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2019, 19:15 WIB
Gaya Jokowi dan Prabowo Saat Debat Kedua Capres
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi memberi paparannya dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). Debat dipimpin oleh Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui jika dirinya mengunjungi nelayan di Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah, pada tengah malam. Pengakuan itu disampaikan saat debat menjawab pertanyaan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam debat kedua pada Minggu, 17 Februari 2019.

"Saya hampir tiap minggu bertemu nelayan, ke kampung nelayan. Bahkan bapak-ibu bisa tanya di Tambaklorok, Semarang, jam 12 malam berdua saja dengan sopir untuk memastikan (keluhan nelayan)," tutur Jokowi saat debat Pilpres 2019.

Namun rupanya, Jokowi didampingi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres), Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, yang juga menjadi sopirnya. Maruli mengaku saat itu menjadi sosok yang mengawal Jokowi dalam kunjungannya itu.

"Saya pengamannya sekalian nyopir. Enggak mungkin saya lepas juga lah," ujar Maruli.

Tak hanya itu, pengamanan diam-diam juga dilakukan. Hal tersebut merupakan bagian dari pengamanan Jokowi sebagai kepala negara.

Berikut cerita di balik Jokowi yang mengunjungi kampung nelayan di Tambaklorok dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Mendengar Keluhan Nelayan

8 Bukti Kesederhanaan Iriana Jokowi
(sumber: Merdeka)

Jokowi menanggapi Prabowo Subianto terkait strategi membangun kemaslahatan nelayan di Indonesia. Dia bercerita bagaimana seringnya mengunjungi nelayan di Tambaklorok, Semarang, pada tengah malam.

"Saya hampir tiap minggu bertemu nelayan, ke kampung nelayan. Bahkan bapak-ibu bisa tanya di Tambaklorok, Semarang, jam 12 malam berdua saja dengan sopir untuk memastikan (keluhan nelayan)," tutur Jokowi saat debat Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Minggu, 17 Februari 2019.

Jokowi membenarkan pernyataan Prabowo yang menyebut bahwa laporan terkait kesejahteraan nelayan dari bawah selalu bisa dimanipulasi. Hal yang kurang baik selalu sering gagal tersampaikan ke atas.

"Karena betul banyak laporan yang baik, yang tidak baik, tapi saya ingin memastikan sehingga saya ke Tambaklorok. Saya ingin masalah itu langsung masuk ke telinga saya untuk membuat kebijakan," jelas dia.

 

2. Diam-Diam Dikawal Paspampres

Wawancara Kepala Staf Presiden Moeldoko Dengan KLY
Kepala Staf Presiden Moeldoko saat wawancara dengan KLY di Jakarta, Rabu (16/1). Dalam wawancara tersebut Moeldoko memaparkan kinerja kerja pemerintahan Jokowi-JK hingga saat ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan Presiden Jokowi tetap mendapatkan pengawalan dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat blusukan ke kampung nelayan di Tambaklorok, Jawa Tengah. Sebab, hal itu merupakan aturan pengamanan seorang Kepala Negara.

"Beliau ingin memahami sebetulnya apa yang terjadi, dari aspek yang lain kan pasti sudah diperhitungkan. Berdua ke sana dengan Danpaspampres, tapi kan satuan pengamannya ditanam sebelumnya oleh Danpasmpares," kata Moeldoko.

Kendati begitu, Moeldoko menuturkan bahwa pengamanan tersebut dilakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan Jokowi. Paspampres, kata dia, tidak ingin mengambil risiko jika Presiden jalan sendiri tanpa pengawalan.

"Intinya Beliau ingin datang ke sana, tidak dalam konteks rombongan. Biasanya dalam konteks yang lebih protokoler," jelas mantan Panglima TNI itu.

 

3. Pengakuan Danpaspampres

Jokowi Tinjau Sirkuit Sentul
Mobil RI-1 yang membawa Presiden Jokowi melintasi Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Selasa (6/3). Saat berkeliling, Jokowi beberapa kali berhenti untuk mengecek aspal dan berbagai fasilitas di sirkuit itu. (Liputan6.com/Pool/Kris-Biro Pers Setpres)

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres), Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, buka suara soal pengawalan terhadap Presiden Jokowi saat blusukan ke kampung nelayan di Tambaklorok, Semarang.

Maruli mengaku saat itu menjadi sosok yang mengawal Jokowi dalam kunjungannya itu. "Saya pengamannya sekalian nyopir. Enggak mungkin saya lepas juga lah," ujar Maruli.

Mantan Komandan Denpur Cakra ini menegaskan, dirinya tak berjarak dengan Jokowi selama di Tambak Lorok. Menurut pengakuannya, warga tidak ada yang mengenalinya sebagai Komandan Paspampres.

"Itulah hebatnya kita (warga tidak mengenal). Itulah trik kita," kata dia.

Maruli lantas mengapresiasi sikap hormat warga Tambak Lorok terhadap kunjungan Jokowi. Dia juga mengaku terharu dengan pernyataan warga bahwa Jokowi sebagai lambang negara yang harus dijaga.

"Itu bukti rasa hormat masyarakat. Sampai saya juga terharu lo Pak RW bilang (Presiden) lambang negara yang harus kita jaga. Jadi sekarang apa yang perlu ditakutkan walaupun kami selalu standby, kami selalu siap, kami mempunyai plan A, plan B," ucap dia.

Asintel Komandan Paspampres, Kolonel Kav Urip Prihatman, menambahkan pihaknya selalu melaksanakan pengamanan secara fisik terhadap Jokowi.

Pengamanan dilakukan secara berlapis dengan melibatkan pelbagai unsur pengamanan.

"Paspampres melaksanakan pengamanan secara fisik, langsung, jarak dekat setiap saat dan di manapun VVIP berada. Karena Paspampres bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan VVIP," tegas Maruli.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya