Rekam Jejak Andi Arief, Politikus Demokrat yang Terbelit Narkoba

Andi Arife kedapatan mengonsumsi narkoba jenis sabu bersama seorang wanita di kamar hotel.

oleh Maria Flora diperbarui 04 Mar 2019, 17:39 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2019, 17:39 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief Andi Arief
Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief Andi Arief

Liputan6.com, Jakarta - Tidak hanya kalangan artis saja yang melulu tertangkap narkoba. Hari ini, Senin (4/3/2019), politikus Partai Demokrat Andi Arief ditangkap polisi di sebuah hotel di bilangan Jakarta Barat karena narkoba.

"Diamankan di hotel bersama seorang perempuan. Ditangkap Minggu tanggal 3 Maret," kata Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis saat dikonfirmasi, Senin.

Dalam penangkapan tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti terkait narkoba.

Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal menyatakan, dari hasil pemeriksaan tes urine, Andi Arief positif mengonsumsi narkoba jenis sabu.

Siapakah sebenarnya Andi Arief dan seperi apa kiprahnya sebagai seorang politikus?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Aktivis

Yusron Fahmi/Liputan6.com
Mantan Staf Khusus Presiden ke-6 SBY, Andi Arief

Andi Arief merupakan pria kelahiran Bandar Lampung, Lampung, 20 November 1970. Sebelum terjun ke dunia politik, dia aktif sebagai aktivis. Andi Arief muda juga dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi.

Dia aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada pertengahan dekade 1990-an.

Akibat dianggap sebagai aktivis yang kerap vokal mengkritisi pemerintahan orde baru, Andi pernah menjadi salah satu korban penculikan aktivis pada tahun 1998.

Andi tidak sendiri. Dia ditangkap bersama Suyat, Mugiyanto dan Nezar Patria. Namun, Andi Arief menjadi salah satu aktivis yang dibebaskan.

 


Karier Politik Dimulai

PKS Polisikan Andi Arief Soal Mahar Politik Rp 500 Miliar
PKS menyayangkan ucapan Andi Arief nelalui akun twitter yang menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menerima uang Rp 500 miliar ...

Jatuhnya Soeharto dan kekalahan PRD pada Pemilu 1999 menjadi fase baru dalam karier politik Andi. Menjelang Pemilu, Andi mulai merapat ke kubu Susilo Bambang Yudhoyono. Selanjutnya, kariernya terus menanjak dan di politik terbilang moncer.

Dia bahkan pernah didapuk sebagai Komisaris PT Pos Indonesia. Sampai akhirnya pada 2015, pria berumur 48 tahun itu dipercaya sebagai Wakil Sekjen Partai Demokrat.

Tahun sebelumnya, politikus Demokrat ini pernah pula menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam pada tahun 2009 hingga 2014 di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sebagai politikus yang berdiri dengan bendera Partai Demokrat, Andi Arief termasuk politikus yang kerap mencuitkan sejumlah pernyataan kontroversial lewat Twitternya, @AndiArief.

Jenderal Kardus, kata itu merupakan kritikan kerasnya untuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo subianto. Ini salah satu bunyi twitternya:

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangan ke kuningan. bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tidak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan, jenderal kardus."

Menurut Andi, sebutan 'Jenderal Kardus' pantas melekat di Prabowo lantaran langkahnya yang tak cakap dalam memperhitungkan harmonisasi koalisi.

"Pertama Demokrat itu dalam posisi diajak oleh Jenderal Prabowo untuk berkoalisi. Diajak ya, kita tidak pernah menawarkan siapa-siapa (berkoalisi) walau Pak Prabowo menawarkan AHY untuk jadi wakilnya," kata Andi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya