Kabut Asap Lumpuhkan Riau 5 Tahun Silam

Akibat kabut asap karena pembakaran hutan dan lahan lima tahun lalu itu, sekolah diliburkan, bandara ditutup, puluhan ribu warga pun terserang penyakit pernapasan.

oleh Mevi Linawati diperbarui 13 Mar 2019, 07:39 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2019, 07:39 WIB
Kabut asap di Riau
Kantor Gubernur Riau tertutup asap (Liputan6.com/ M Syukur)

Liputan6.com, Jakarta - Kabut asap Riau pada 2014 menjadi salah satu insiden yang memprihatinkan. Akibat kabut asap karena pembakaran hutan dan lahan lima tahun lalu itu, sekolah diliburkan, bandara ditutup, puluhan ribu warga pun terserang penyakit pernapasan.

Dalam catatan Sejarah Hari Ini (Sahrini) Liputan6.com, pada 13 Maret 2014 terdapat 137 titik api kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran yang terus terjadi juga membuat sebagian wilayah di Riau bersuhu tinggi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, terpantau titik api dari satelit NOAA18 ada 46 titik dan dari satelit Modis ada 137 titik di Riau pada hari tersebut.

Namun demikian, titik api ini lebih rendah dibandingkan dengan data sehari sebelumnya ada 168 titik dari NOAA18 dan 2.046 titik dari Modis.

"Dampaknya jarak pandang hanya 300 meter di Pekanbaru pada pukul 08-12 WIB. Kondisi kualitas udara sudah pada level berbahaya di sebagian besar daerah di Riau," kata dia.

Pembakar lahan mengubah pola pembakaran dengan memanfaatkan kelemahan petugas. Akibatnya, kabut asap kembali melanda Riau. (Liputan6.com/M syukur

Sebanyak 49.591 jiwa menderita penyakit akibat kabut asap seperti ispa, pneumonia, asma, iritasi mata dan kulit.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie kala itu menambahkan, suhu udara berdasarkan info BMKG mencapai 24 sampai dengan 33 derajat celcius.

Sebanyak 137 titik itu tersebar di beberapa kabupaten, yaitu Bengkalis 65 titik, Indragiri Hilir enam titik, Meranti 33 titik, Pelalawan 11 titik, Dumai lima titik, dan Siak 17 titik.

Ronny pun menegaskan, Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Kabut Asap hingga kini masih terus mengupayakan penanganan pemadaman. Adanya masalah jarak pandang membuat Satgas Udara tidak bisa melakukan hujan buatan dan water bombing atau bom air.

Meski begitu, satgas darat yang terdiri dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD dan Pemda melakukan pemadaman manual dengan mesin robin atau pemadam kebakaran di Biosfer GSK Kabupaten Bengkalis dan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak.

Ronny Franky Sompie menyatakan, pihaknya juga terus menyosialisasikan dan menyebarkan pesan tentang larangan membakar hutan atau lahan. 

"Sejauh ini sudah menetapkan 40 tersangka dan satu korporasi atas nama PT NSP di Kabupaten Meranti," tutup Ronny.

Warga Riau demo penuntasan kabut asap (M Syukur/Liputan6.com)

Sekolah Libur

Sementara itu, masa libur sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah di Riau pun diperpanjang pada 13 Maret 2014 karena kondisi udara yang masih berbahaya. Aktivitas sekolah sedianya kembali normal pada tangggal tersebut. hari ini, setelah diliburkan sejak Senin 10 Maret 2014.

Perpanjangan masa libur tersebut merupakan keputusan Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT. Masa libur diperpanjang sampai Sabtu 14 Maret 2014.

Kualitas udara di Pekanbaru sempat turun dari level bahaya, namun pada 13 Maret pagi, kembali memburuk. Ini sesuai dengan hasil analisa yang ditunjukkan papan indikator standar pencemaraan udara di Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Sudirman, Pekanbaru.

Pencemaran udara ini imbas dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah tempat di Provinsi Riau sejak sebulan terakhir. Meski aktivitas belajar mengajar di sekolah diliburkan, aktivitas perkantoran baik swasta maupun pemerintah tetap berjalan normal.

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Penerbangan Terganggu

Dikepung Kabut Asap, Jarak Pandang Dua Kota di Riau Terbatas
Kualitas udara di Kota Dumai, Riau, mulai menurun akibat kepungan kabut asap dalam beberapa hari terakhir. (Liputan6.com/M Syukur)

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie menyatakan jarak pandang akibat kabut asap di Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru 100 meter dan tidak ada aktivitas penerbangan.

Maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Sutan Syarif Kasim (SSK) II akhirnya menutup rute penerbangannya pada 13 Maret 2014. Sampai 3 hari ke depan, dipastikan tidak ada aktivitas penerbangan di bandara ini.

"Kemarin hanya 9 maskapai. Sekarang, maskapai yang tersisa sepakat menutup penerbangan. Ada belasan maskapai yang meniadakan penerbanyan gara-gara kabut asap," kata Airport Duty Manager SSK II, Baiquni Sudrajat di ruangan kerjanya, Kamis 13 Maret 2019.

Tak hanya maskapai komersial, penerbangan milik beberapa perusahaan seperti PT Chevron juga ditiadakan.

Meski penerbangan ditiadakan, bandara tidak ditutup. "Keputusan penutupan hanya ditentukan Dirjen Perhubungan Udara. Ditutup itu kalau landasannya copot, ada kecelakaan pesawat, atau keadaan darurat lainnya," jelas Baiquni.

Stasiun General Manager Garuda Indonesia Wilayah Riau Irawan Suryadi mengaku pihaknya sudah merugi ratusan miliar rupiah akibat pembatalan dan peniadaan penerbangan.

"Bukan puluhan miliaran rupiah lagi, ratusan, Mas. Ini bukannya lebay, tapi memang segitu kerugian kita. Banyak dana yang keluar karena penundaan dan pembatalan," jelasnya.

Menurut Irawan, kerugian itu dihitung dari biaya makan, awak pesawat, kabin, parkir pesawat yang gagal berangkat dan pengembalian tiket.

Penerbangan baru berangsur normal pada Senin 17 Maret 2014 karena kabut asap mulai menipis setelah adanya hujan. Sebanyak 15 penerbangan mulai berani dioperasikan.

 

Biaya Pemadaman

Kebakaran Landa Lahan Gambut di Riau
Api yang melalap lahan gambut di Pekanbaru, Provinsi Riau, (1/2). Lokasi ini merupakan salah satu dari 73 titik api yang terdeteksi menyebabkan kabut asap di pulau Sumatera. (AFP Photo/Wahyudi)

Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau menelan biaya tidak sedikit. 1 bulan lebih di Riau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dilaporkan sudah merogoh kocek Rp 164 miliar. Biaya itu belum termasuk anggaran yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

"Dibanding tahun lalu, tahun ini lebih meningkat biayanya. Sebelumnya menelan Rp 135 miliar, sekarang mencapai Rp 164 miliar," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Jumat 4 April 2014. 

Dalam menggunakan anggaran, jelas Sutopo, BNPB menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hal ini untuk menghindari adanya penyalahgunaan anggaran dan bisa tepat sasaran.

Dari Rp 164 miliar itu, sewa pesawat, helikopter dan teknologi modifikasi cuaca untuk menciptakan hujan buatan,merupakan biaya paling besar. Untuk 1 heli saja, BNPB mengeluarkan biaya sangat besar.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung terjun memberikan instruksi pemadaman kebakaran hutan dan lahan langsung dari Riau. Pesawat yang mengangkut Presiden SBY dan rombongan mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau Sabtu 15 Maret 2014.

SBY meminta Satgas Penanggulangan Kabut Asap Riau bekerja maksimal memadamkan api. Dia menginstrusikan tiga minggu ke depan sudah tidak ada lagi api yang membakar hutan dan lahan.

SBY meminta aksi pembakaran lahan dan hutan dihentikan. Sebab, merugikan warga Riau dan daerah lainnya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya