AJI Bandung Kutuk Dugaan Penganiayaan Polisi kepada 2 Wartawan

AJI Bandung beserta korban akan mengadukan aksi sewenang-wenang aparat kepolisian tersebut ke Propam.

oleh Yopi Makdori diperbarui 01 Mei 2019, 15:06 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 15:06 WIB
Demo Tolak Kekerasan terhadap Wartawan
Sejumlah wartawan mengumpulkan ID Card, kamera, dan alat perekam saat berunjuk rasa di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (14/11/2014). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung, Ari Syahril Ramadhan mengutuk keras tindakan represif aparat kepolisian kepada fotografer Tempo Prima Mulia dan jurnalis lepas Iqbal Kusumadireza alias Reza dalam demo buruh di Bandung.

"Kita jelas mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan polisi terhadap jurnalis yang tengah melakukan tugas jurnalistik," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (1/5/2019).

Ari mengaku saat ini kedua jurnalis tersebut sedang diberi pengobatan di sebuah rumah sakit.

"Kami tidak bisa sebutkan tempatnya," kata Ari.

AJI Bandung beserta korban akan mengadukan aksi sewenang-wenang aparat kepolisian tersebut ke Propam.

"Ini kan katanya penyembuahannya satu jam lagi, kita akan lapor ke Propam setelah ini," ujar Ari.

Sebelumnya diketahui pada Rabu, 1 Mei 2019, fotografer Tempo Prima Mulia dan jurnalis lepas Iqbal Kusumadireza (Reza) mengalami tindakan represif saat meliput aksi demo buruh di Gedung Sate, Bandung.

Awalnya Reza dan Prima mengaku melihat massa berbaju hitam tersebut dipukuli oleh polisi. Melihat kejadian tersebut, keduanya langsung membidikan kamera ke arah kejadian tersebut.

Setelah pindah lokasi untuk mengabadikan gambar yang lain, Reza tiba-tiba dipiting oleh seorang anggota polisi. Menurut Reza polisi tersebut dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung.

Reza mengaku dirinya sempat dibentak dengan pertanyaan “dari mana kamu?” Reza langsung menjawab "wartawan".

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ambil Kamera dan Ditendang

Lalu ia segera menunjukan ID pers-nya. Lalu polisi tersebut malah mengambil kamera yang dipegang Reza sambil menginjak lutut dan tulang kering kaki kanannya berkali-kali.

"Sebelum kamera diambil juga udah ditendang-tendang. Saya memepertahankan kamera saya. Sambil bilang saya jurnalis," kata Reza.

Sedangkan Prima Mulia mengalami hal yang sama. Hanya saja, Prima tidak mendapat kekerasan fisik dari polisi. Prima mengaku disekap oleh tiga orang polisi. Dia diancam dan foto-fotonya dihapus. Salah satu polisi itu mengatakan "Mau diabisin?"

Prima mengaku dirinya beserta Reza bisa masuk ke kerumunan massa dan mengambil gambar kekerasan oleh polisi.

"Wartawan lain dicegat enggak boleh masuk area kerusuhan. Polisi ngehajar demonstran sambil nembak senjata ke udara berkali Kali ke udara. Saat ngambil gambar itulah Saya ditangkep tiga orang Polisi preman sambil ngancam, dan minta gambar dihapus," katanya.

Saat itu jugalah Prima menyaksikan koleganya, Reza, mengalami kekerasan fisik dan didorong hingga terjatuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya