Liputan6.com, Jakarta - Aksi vandalisme terjadi saat massa buruh berada di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Salah seorang dari massa buruh itu mencoret separator Bus TransJakarta tepatnya di depan Gedung Kementerian Pariwisata, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Coretan tersebut bertuliskan 'Rakyat Anti Kapitalis May Day Rezim Fasis'. Coretan itu berwarna hitam dari pilok.
Saat terjadi vandalisme itu, tak ada satupun petugas kemanan. Sebab, para petugas berada di balik kawat berduri. Kalimat tersebut tertulis disaat kelompok Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) berorasi di depan gedung Kementerian Pariwisata.
Advertisement
Sebelumnya, ribuan personel gabungan Polri, TNI, dan Pemprov DKI Jakarta mengamankan Hari Buruh atau May Day di Jakarta yang jatuh pada 1 Mei.
Â
* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dikawal Ribuan Personel
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, ribuan personel gabungan itu terdiri dari Polri, TNI, dan Satpol PP.
"Ada dua lokasi, pertama di lokasi Istora Senayan kita siapkan sekitar 1.500 personel gabungan dan kedua di Istana Negara ada 25.000 personel," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Di Istana Negara, kata Argo, buruh akan menyampaikan tuntutan kepada pemerintah. Sementara di Istora Senayan akan diadakan ceramah.
Kata Argo, perbedaan jumlah itu dikarenakan massa di Istora Senayan yang diperkirakan tidak sebanyak jika dibandingkan massa di depan Istana Negara.
"Karena kan di Istora cuma dikit di lingkaran itu aja di situ," kata Argo.
Selain itu, ia menyebut estimasi massa buruh yang akan hadir di kedua lokasi itu mencapai 30 hingga 40 ribu orang. Mereka akan menyampaikan aspirasinya di hari buruh tersebut.
"Nantinya ada sekitar estimasi 30.000 hingga 40.000 buruh yang ada di berbagai lokasi untuk melaksanakan kegiatan, seperti kegiatan di Istana Negara untuk menyampaikan beberapa tuntutan. Kemudian, ada juga kegiatan karnaval, mobil hias, dan bantuan sosial (bansos)," beber Argo.
Advertisement