Liputan6.com, Depok - Kisah Karimullah alias Karim (10) bocah kelas IV SD Master (Masjid Terminal), Jalan Raya Margonda, Pancoran Mas, Kota Depok, viral di media sosial. Dia menimba ilmu bolak-balik Kemayoran-Depok menggunakan Keretal Rel Listrik (KRL) seorang diri tanpa menggunakan sepatu.
Kisah Karim mendapat perhatian dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Pada Jumat, 3 Mei 2019 siang, ia diajak untuk melihat secara langsung kegiatan prajurit TNI di Malang, Jawa Timur.
Karim berada di ruang VVIP Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Jumat siang. Ia masih mengenakan seragam SD, dan duduk satu kursi dengan Hadi Tjahjanto. Sang Panglima TNI mengajak Karim berbicara, ditemani sang istri, Nanik Istumawati.
Advertisement
Karim ditemani oleh Danramil 01/Pancoran Mas, Kapten Inf Kholidi dan Ketua Yayasan Bina Insan Mandiri, Nurrohim yang mengelola sekolah nonformal SD Master, tempat Karim bersekolah selama ini.
"Kamu mau jadi apa? Pingin jadi pilot? Pingin jadi prajurit infanteri? Pingin jadi pelaut? Itu nanti biar bisa lihat di sana," tanya Marsekal Hadi kepada Karim, dalam keterangan tertulis, Jumat 3 Mei 2019.
Karim bercita-cita ingin menjadi tentara. Hadi Tjahjanto pun menanyakan alasan ingin menjadi tentara.
"Gagah," jawab Karim.
Dari Bandara Halim, Karim terbang bersama Panglima TNI dan rombongan ke Kota Malang. Di Malang, Karim menyaksikan serangkaian kegiatan Panglima TNI. Di antaranya, melihat secara langsung kegagahan prajurit dalam Apel Kesiapsiagaan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI Tahun 2019 di Lanud Abdul Rahman Saleh.
Komandan Kodim 0508/Depok, Letkol Inf Eko Syah Putra Siregar mengatakan, Panglima TNI mengajak Karim untuk melihat kegiatan prajurit TNI karena kegigihannya bersekolah dan cita-citanya yang ingin jadi tentara.
"Karena ananda Karim bercita-cita menjadi prajurit TNI, maka Bapak Panglima TNI mengajaknya melihat langsung kegiatan prajurit ke Malang," ujar Dandim.
Kegigihan Karim
Kisah bocah kelas IV bernama Karim sempat viral di media sosial karena tekadnya pergi-pulang dari Kemayoran ke Depok naik KRL demi menimba ilmu.
Setiap hari ia berangkat dari rumahnya di Kemayoran, Jakarta Pusat, sejak pukul 04.00 WIB agar tiba tepat waktu di sekolah nonformal bernama SD Master (Masjid Terminal) yang dikelola Yayasan Bina Insan Mandiri, Pancoran Mas, Kota Depok.
Bocah SD itu ditinggal mati ibunya sejak usia tiga bulan. Sedangkan ayahnya, Riyadi (29), tidak pernah pulang.
Sehari-hari, Karim dirawat oleh neneknya, Dyana (61), yang sudah sakit-sakitan dan hidup dari memulung.
Saat terpotret sedang berada di dalam KRL, Karim mengenakan seragam SD putih-merah namun tanpa sepatu. Kepada penumpang KRL yang menanyainya, Karim mengaku tak punya sepatu.
Advertisement