Liputan6.com, Jakarta - Sudah lebih dari 10 jam rapat pleno rekap Pemilu Luar Negeri dilaksanakan. Rapat itu dimulai sejak pukul 09.00 WIB. Sedianya rapat pleno ini akan merekap data suara luar negeri sebanyak 25 hingga 26 negara.
Sementara saat ini, KPU baru merekap 7 negara seperti Pyongyang (Korut), Tashken (Uzbek), Tunis (Tunisia), Karachi (Pakistan), Hanoi (Vietnam), Yangon (Myanmar), dan Washington (AS).
Baca Juga
Pantauan di lokasi, molornya rekapitulasi suara ini karena hujan interupsi, ketidaksepahaman data di lapangan dan angka dibacakan, serta hal teknis penghitungan suara.
Advertisement
"Ada beberapaha soal Yangon, Hanoi dan Washington, ada beberapa catatan saya mohon dari Pokja PPLN memberi tanggapan," kata Hasyim Asyari, Komisioner KPU RI saat rapat pleno berlangsung, Sabtu (4/5/2019).
Dalam data dipaparkan, jumlah suara yang ada memiliki selisih angka antara data Pokja PPLN dan temuan para saksi partai di lapangan. Seperti kerap disanggah oleh perwakilan TKN 01 Arif Wibowo dan Perwakilan BPN 02, Ferry Mursyidan Baldan yang kerap bertanya data dari Pokja PPLN tersebut.
"Ini catatan saja, ini kami bingung temen-temen PPLN bingung, supaya ini bisa diperbaiki karena ini dokumen kami ingin menegaskan penyesuaian itu diikuti berita acara, tidak bisa hanya disesuaikan," kritik Ferry.
KPU pun meminta Pokja PPLN terkait akan langsung menjelaskannya.
"Bahwa kita lacak di data pemilih yang mestinya dicatat karena bisa saja beda jumlahnya karena administratif dan faktual. Jadi saya coba minta PPLN dijelaskan," jawab Hasyim.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Rumit dan Detail
Pengamatan di lokasi, jalannya rapat pleno memang sangat rumit dan mendetil. Angka demi angka yang muncul dari surat suara terus dapat disanggah, dengan persepsi dan data masing-masing yang tak kunjung menemukan titik temu.
Sebelumnya Ketua KPU Arief Budiman sendiri mengatakan target rapat pleno rekap suara Pemilu luar negeri akan dilangsungkan hingga pukul 22.00 WIB. Harapannya, 26 negara bisa tercakup di hari pertama karena KPU sendiri akan melangsungkan rapat pleno ini sampai lima hari ke depan, dengan target 25-26 negara per harinya.
Namun hingga menjelang pukul 21.00 WIB, rekapitulasi belum sampai 10 negara.
Advertisement