PAN Masih Berpeluang Merapat ke Kubu Jokowi

Yoga mengatakan, ada sejumlah hal yang menjadi pertimbangan partainya merapat ke koalisi Jokowi.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2019, 23:04 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 23:04 WIB
Viva Yoga Mauladi
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) masih membuka peluang bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi. Penentuan langkah politik PAN akan ditentukan usai KPU menetapkan capres dan cawapres terpilih.

Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi mengungkapkan, bagi PAN berada di dalam atau luar pemerintahan tetap sama-sama memiliki tujuan mulia.

"Setelah tanggal 22 Mei, seperti kata Ketua Umum, Bang Zulhas nanti akan diputuskan di internal partai apakah nanti PAN akan bergabung dengan parpol pemerintah atau PAN akan berada di luar pemerintah," ungkap Yoga di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/5/2019).

Menurut Yoga, partainya akan menggelar musyawarah nasional (munas) dan rapat kerja nasional (rakernas) usai KPU menetapkan capres dan cawapres terpilih. Nantinya dalam kegiatan itu juga akan dibahas tentang langkah politik PAN.

"PAN masih membuka peluang untuk bersama-sama dengan pemerintah karena ini adalah merupakan prosedur demokrasi yang setiap lima tahun sekali kita laksanakan. Dan bisa saja dalam periode ini PAN berbeda dengan partai politik yang lain. Tidak menutup kemungkinan dalam lima tahun ke depan PAN juga akan bersama-sama dalam perahu yang sama untuk berkoalisi," jelasnya.

Yoga mengatakan, ada sejumlah hal yang menjadi pertimbangan partainya merapat ke koalisi Jokowi. 

"Jadi karena negara ini negara yang besar, idealnya lembaga-lembaga demokrasi yang ada terutama parpol juga bersatu padu untuk membangun visi Indonesia ke depan," jelasnya.

Yoga menambahkan, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan masih membangun komunikasi dengan Presiden Jokowi hingga kini. 

"Jadi proses komunikasi itu sudah berlangsung dan tidak ada perbedaan dari dulu hingga sekarang. Kita tetap kompak, meski berbeda pilihan politik," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Bukan Tawaran Kursi

Jokowi Buka Puasa Bersama Pimpinan Lembaga Negara di Istana
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) berbincang dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan saat menerima pimpinan lembaga negara buka puasa bersama di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/5/2019). Jokowi mengajak pimpinan lembaga negara buka puasa bersama di hari pertama Ramadan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Viva Yoga membantah keinginan merapat ke kubu pemerintah karena ada tawaran kursi pimpinan di parlemen.

"PAN merasa bahwa tanggung jawab parpol itu bagaimana memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. PAN berorientasi ke arah sana. Tidak berorientasi pada kalkulasi politik untuk kedudukan dan sebagainya," ujarnya.

Dia juga membantah Zulhas melobi kursi pimpinan MPR pada Jokowi saat bertemu beberapa waktu lalu. Informasi itu menurutnya hoaks.

Amien Rais yang kerap melontarkan kritik ke pemerintahan Jokowi dinilai menjadi halangan PAN merapat ke kubu pemerintah. Namun, Yoga enggan mengomentari hal itu lebih jauh. Dia hanya menjelaskan, ada mekanisme yang berlaku di internal partai sebelum diputuskan akan bergabung ke kubu mana.

"Itu ditentukan melalui mekanisme rapat partai, apakah di rapat pimpinan nasional atau di rapat kerja nasional PAN. Kalau sudah menjadi keputusan di internal partai, itu nantinya semuanya akan tunduk patuh terhadap keputusan," pungkasnya.

 

Reporter: Hari Ariyanti

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya