Alissa Wahid: 92 Persen Rakyat Terima Hasil Pemilu

Aliss mengajak masyarakat agar mempercayai mekanisme pemilu yang telah diatur dalam undang-undang.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2019, 20:47 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2019, 20:47 WIB
Ratu Annisaa/Liputan6.com
Alissa Wahid.

Liputan6.com, Jakarta - Putri Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid menanggapi ajakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Pouyono agar rakyat tak bayar pajak sebagai bentuk boikot atas hasil Pemilu 2019.

Menurutnya, ajakan itu sulit direalisasikan. Sebab, sebagian besar rakyat Indonesia menerima hasil pemilu. Sementara yang menolak hanya segelintir orang.

"Menurut saya itu ajakan yang tidak bisa direalisasikan juga. Kalau tidak bayar pajak terus mau apa? Modalnya apa? Wong 92 persen masyarakat menerima kok hasil pemilu," kata Alissa di rumah Megawati Soekarnoputri, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2019).

Menurut Alissa, penolakan hasil pemilu hanya terjadi di kalangan elite politik saja, itu pun yang dipermasalahkan adalah hasil pilpres. Sementara hasil pileg, sampai saat ini tidak dipersoalkan.

"Apapun pilihan mereka pada saat pilpres kemarin, 92 persen riset menyatakan mereka menerima hasil pemilu. Jadi ini persoalannya di elite politik. Tapi parpol tenyata tidak begitu terpolarisasi. Jadi siapa nih?" ucap dia.

Oleh sebab itu, Alissa mengajak masyarakat agar mempercayai mekanisme pemilu yang telah diatur dalam undang-undang. Apabila ada pihak yang menolak, dipersilakan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Jadi warga masyarakat tentu lebih baik kita percaya saja kepada saluran dan mekanisme yang resmi dari pemerintah, sudah ada jalannya kok. Masyarakat tidak perlu untuk ikut terganggu dengan sentimen-sentimen yang ada. Ini sekadar perjalanan kita. Setelah ini kita punya pemimpin yang secara definitif terpilih, sudah tidak bingung lagi siapa presidennya," pungkasnya.

Bertemu Megawati

Mahfud MD dan Gerakan Suluh Kebangsaan Sambangi Kediaman Megawati
Mantan Ketua MK, Mahfud MD (tengah) bersama para tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan bersiap memberi keterangan usai melakukan pertemuan dengan Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Jumat (17/5/2019). Pertemuan berlangsung tertutup. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud Md bersama sejumlah tokoh lain yang tergabung dalam gerakan Suluh Kebangsaan menemui Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Sebelumnya, gerakan Suluh Kebangsaan bertemu Presiden ketiga RI BJ Habibie dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Mahfud Md menyampaikan, para tokoh dalam gerakan ini tak hanya bertemu dengan mantan presiden, tapi juga para ulama di sejumlah daerah. Puncaknya, para tokoh berencana untuk menemui Presiden RI terpilih.

"Ini dari gerakan Suluh Kebangsaan. Kita sudah berkeliling ke semua Presiden. SBY sudah, Habibie sudah. Sekarang ke Bu Mega. Tentu nantinya dalam rangka Pemilu ini juga puncaknya ke Presiden," jelas Mahfud di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2019).

Tujuan menyambangi mantan pimpinan negara ini adalah untuk mengajak para tokoh terlibat dalam upaya rekonsiliasi pasca Pemilu 2019. Dalam kunjungan kali ini, hadir juga Franz Magnis Suseno, Alissa Wahid, dan sejumlah tokoh lainnya.

 

Reporter: Hari Ariyanti

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya