Bentrok di Buton, 871 Warga Gunung Jaya Mengungsi

Terbakarnya rumah tersebut dilakukan oleh sekelompok pemuda dari Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2019, 13:43 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2019, 13:43 WIB
bentrok-ilustrasi-131119b.jpg
Ilustrasi bentrok

Liputan6.com, Jakarta - Buntut dari bentrokan antar sekelompok pemuda di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, sampai saat ini sudah ada 871 warga Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotaopina yang mengungsi ke desa lain.

Menurut Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhart Santoso, mereka mengungsi lantaran 87 rumah di desanya dibakar sekelompok pemuda. 

"Untuk warga yang mengungsi yang terdata sampai siang ini adalah 871 jiwa," kata Harry kepada merdeka.com, Jumat (7/6/2019). 

Akibat kejadian tersebut, sebanyak dua orang dilaporkan meninggal dan 8 lainnya mengalami luka.

"Data sampai dengan saat ini ada 8 warga yang terluka dan sudah mendaptkan perawatan dan dua warga yang meninggal dunia," sebutnya.

Harry juga menegaskan status siaga 1 kini telah ditetapkan. Meskipun pada Kamis, 6 Juni 2019 kemarin, situasi sempat kondusif. Guna pengamanan, saat ini sudah 2 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 200 personel Brimob diturunkan.

"Untuk anggta Polda Sultra kita melaksanakan siaga 1. Saat ini sudah ada 2 SSK Brimob dan 2 SST TNI dari Korem Haluoleo," pungkasnya.

Sebelumnya, 87 unit rumah di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, habis dilalap sijago merah. Terbakarnya rumah tersebut dilakukan oleh sekelompok pemuda dari Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Kronologi Bentrok di Buton

Ilustrasi Bentrokan
Ilustrasi Bentrokan

Kejadian tersebut bermula, pada Selasa, 4  Juni 2019, sekitar pukul 21.00 WITA. Saat itu sekelompok pemuda dari Desa Gunung Jaya melakukan pawai motor melintasi Desa Sampuabalo dengan cara menggas-gas sepeda motornya. Hal inilah yang kemudian memancing kemarahan masyarakat dari Desa Sampuabalo.

Lalu, pada Rabu, 5 Juni, sekitar pukul 13.00 WITA, pemuda dari Desa Sampuabalo menggunakan motoro hendak menuju ke SP1 atu Ambuau untuk menemui keluarganya dalam rangka sirahturahim.

"Pada saat melintasi Desa Gunung Jaya pemuda tersebut langsung di busur dan mengenai dada sebelah kiri. Pemuda tersebut langsung kembali ke Desa Sampuabalo melaporkan kejadian tersebut," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhart Santoso saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (6/6/2019).

Masih dihari yang sama, sekitar pukul 14.00 WITA, sekelompok pemuda berjumlah kurang lebih 100 orang dari Desa Sampuabalo melakukan penyerangan ke Desa Gunung Jaya dengan melemparkan batu ke rumah-rumah warga. Sehingga masyarakat Desa Gunung Jaya membalas dengan lemparan batu tersebut.

"Karena banyaknya pemuda dari Desa Sampuabalo, sehingga masyarakat Desa Gunung Jaya langsung lari dan mengamankan diri di desa tetangga dan beberapa pemuda dari Desa Sampuabalo langsung membakar rumah dengan menggunakan, bom molotov dan bensin," ujarnya.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya