PPP: Ada Pesan Ganjil di Balik Usul Demokrat Bubarkan Koalisi

Karena itu, masih kata dia, sebaiknya Partai Demokrat menata gaya komunikasi publiknya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 10 Jun 2019, 14:15 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2019, 14:15 WIB
Sekjen PPP, Arsul Sani
Sekjen PPP, Arsul Sani. (Merdeka.com/Hari Ariyanti)

Liputan6.com, Jakarta Partai Demokrat menyarankan agar koalisi partai politik di kubu Jokowi maupun Prabowo dibubarkan, dengan alasan untuk menciptakan kestabilan politik.

Namun Sekjen PPP Arsul Sani, menilai aneh dengan sikap Demokrat tersebut. Ada pesan ganjil yang coba ingin disampaikan.

"Dengan usulannya itu, PD (Partai Demokrat) mengirim pesan ganjil kepada partai-partai KIK. Di satu sisi, ada keinginan untuk masuk ke KIK tapi malah minta KIK-nya juga dibubarkan. Ini tentu menimbulkan tanda tanya bagi kami di KIK," kata Arsul saat dikonfirmasi, Senin (10/6/2019).

Dia menyinggung posisi Demokrat yang masih di luar koalisi. Dan kemungkinan jika masuk ke dalam, juga akan berkomunikasi dengan aneh.

"PD masih di luar saja kemauannya aneh-aneh, tidak berusaha menciptakan common understanding terhadap kami yang sudah di dalam. Lah, jangan-jangan nanti kalau di dalam juga aneh komunikasi publiknya dengan sesama anggota KIK," ungkap Arsul.

Karena itu, masih kata dia, sebaiknya Partai Demokrat menata gaya komunikasi publiknya.

"Kalau memang terbersit keinginan masuk KIK untuk mengawal pemerintahan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin. Kecuali memang PD sebenarnya tidak, maunya jadi penyeimbang saja ke depan seperti posisinya sekarang," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya