Massa Aksi saat Sidang MK Kembali Padati Patung Kuda

Aksi demonstrasi yang dikemas dengan gelar budaya Betawi ini menyerukan pesan moril kepada hakim Mahkamah Konstitisi (MK) yang tengah bertugas menghakimi sengketa Pemilu 2019.

oleh Yopi Makdori diperbarui 18 Jun 2019, 13:59 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2019, 13:59 WIB
Massa aksi kembali menggelar demonstrasi di sekitar Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada siang ini, Selasa (18/6/2019).
Massa aksi kembali menggelar demonstrasi di sekitar Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada siang ini, Selasa (18/6/2019). (Liputan6/Yopi)

Liputan6.com, Jakarta - Massa aksi kembali menggelar demonstrasi di sekitar Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada siang ini, Selasa (18/6/2019).

Pantauan Liputan6.com di lapangan, massa sekitar Patung Kuda berjumlah seribu orang dipimpin oleh satu mobil komando terkonsentrasi di depan Gedung Indosat. Tidak terlihat penjagaan yang ketat oleh polisi.

Aparat keamanan yang terdiri dari polisi dan TNI hanya duduk-duduk dan berjaga. Massa yang sebagian besar merupakan ibu-ibu ini terlihat tanpa lelah berdiri di tengah terik.

Terlihat pula Abdul Rasyid Abdullah selaku Ketua Panitia Ijtima Ulama dan Mantan Penasehat KPK Abdullah Hehamahua.

Dalam aksi tersebut, para peserta diinstruksikan oleh Abdul Rasyid Abdullah untuk membacakan doa kemudaian dilanjutkan dengan orasi. Hingga saat ini, orasi masih berlangsung dengan kondusif.

Aksi demonstrasi yang dikemas dengan gelar budaya Betawi ini menyerukan pesan moril kepada hakim Mahkamah Konstitisi (MK) yang tengah bertugas menghakimi sengketa Pemilu 2019.

Pesan moril tersebut berupa tuntutan supaya para hakim MK menerapkan keadilan secara substantif. Artinya, MK berwenang untuk memeriksa seluruh tahapan proses pemilu dimana terdapat indikasi kecurangan pemilu yang sifatnya terstruktur, sistematis, dan masif.

"Keadilan substantif akan menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara dari potensi kehancuran atau perpecahan yang diakibatkan oleh kecurangan dan ketidakadilan yang terjadi dalam pelaksanaan Pemilu 2019," tegas Tim Advokasi IKB UI-KIBAR, Djudju Purwantoro melalui keterangan tertulisnya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2019).

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pesan Moral Lewat Budaya Betawi

Pesan moral tersebut disampaikan massa aksi dengan mengusung nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya Betawi, yakni Ondel-Ondel. Ondel-Ondel dianggap memiliki nilai filosofis sebagai lambang pemelihara keamanan.

"Sebagaimana diakui oleh Pemerintah Daerah dalam Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2017 tentang Icon Budaya Betawi. Dalam pergub itu, filosofi Ondel-Ondel adalah sebagai perlambang kekuatan yang memiliki kemampuan memelihara keamanan dan ketertiban, tegar, berani, tegas, jujur dan anti manipulasi," ucap Djudju.

Sebelumnya diketahui, massa yang menamakan dirinya sebagai Ikatan Keluarga Besar Universitas Indonesia (IKB UI) dan Komunitas Indonesia Berdaulat (KIBAR) menggelar aksi di depan Patung Kuda. Diketahui, mereka menggelar demonstrasi sejak pukul 9.00 WIB.

Mereka membentangkan slogan "Aksi Ini Bukan Bela Prabowo. Aksi Ini Bela Kedaulatan Rakyat. Kembalikan Kedaulatan Rakyat dari Perampok Suara Rakyat". Terlihat pula slogan "We Stands for Honest and Fair Constitutional Court Judges" yang diangkat oleh beberapa peserta aksi.

Aksi tersebut dikemas dengan pagelaran seni khas Betawi. Terlihat juga sepasang Ondel-Ondel dalam aksi tersebut. Selain menunjukkan Ondel-Ondel, aksi itu juga disertai dengan iringan musik khas Betawi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya