Polri: Personel Pengamanan Pemilu Dipulangkan Bertahap

Total anggaran yang dikeluarkan untuk operasi pengamanan proses Pemilu 2019 mencapai Rp 178 miliar.

oleh Yopi Makdori diperbarui 02 Jul 2019, 17:17 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2019, 17:17 WIB
Mabes Polri Beberkan Kronologis Penangkapan Terduga Teroris di Bekasi
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo memberi keterangan terkait penangkapan terduga teroris di Jakarta, Senin (6/5/2019). Sebelumnya, Densus 88/Anti Teror meringkus tujuh orang kelompok JAD jaringan Lampung dan menyita sejumlah barang bukti. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan bahwa sampai hari ini, personel pengamanan yang diterjunkan saat mengawal jalannya sidang sengketa Pemilu 2019 sudah mulai dipulangkan secara bertahap.

"Secara bertahap. Hari ini sudah mulai ada yang kembali ke daerah sampai nanti pertengahan bulan ini. Kan tidak mungkin semua 7 ribu personel pulang bersamaan," kata Dedi di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (2/7/2019).

Menurut Dedi, personel Brimob yang diterjunkan sebanyak enam ribu lebih, sedangkan Sabhara lebih dari seribu personel. Total anggaran yang dikeluarkan Polri untuk operasi pengamanan proses Pemilu 2019 mencapai Rp 178 miliar.

"Jadi untuk jumlah total anggaran selama bulan April hingga bulan awal Juli ini seluruhnya Rp 178 miliar," ungkap Dedi.

Dedi melanjutkan, dana ratusan miliar itu digunakan untuk menyewa peralatan, dukungan kendaraan bermotor, dan lainnya.

"Itu sudah lengkap untuk membiayai (pengamanan) yang di Jakarta," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tidak Tunggu Presiden Dilantik

Pengamanan Gedung KPU
Personel Polri melakukan pengamanan di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2019). Aparat kepolisian memperketat penjagaan KPU dengan menutup Jalan Imam Bonjol menjelang rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih Pemilu 2019. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Dedi juga menyampaikan, pemulangan personel kepolisian di daerahnya masing-masing tidak akan menunggu hingga pelantikan presiden. Menurutnya, pada saat pelantikan pada bulan Oktober nanti tensi konflik sudah mengendor.

"Enggak (menunggu pelantikan presiden). Pelantikan diprediksi eskalasi ancaman tidak sekompleks eskalasi saat pengumuman baik di KPU, Bawaslu dan MK serta pleno terakhir," ucapnya.

Sebelumnya, sebanyak 10 ribu personel dipersiapkan untuk mengamankan penetapan presiden dan wakil presiden di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat pada Minggu 30 Juni 2019.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, menjelaskan skema pengamanan di KPU dilakukan oleh personel gabungan TNI, Polri dan juga unsur Pemprov DKI.

"Di KPU hampir 10 ribuan yang kita siagakan di sana gabungan dari TNI-Polri dan Pemprov yakni kesehatan, Damkar, Dishub dan Satpol PP," ucap Argo di Jakarta, Sabtu (29/6/2019).

Selain itu, pihak keamanan yang sebelumnya telah melakukan pemetaan titik-titik pengamanan, kata Argo, tidak hanya menjaga kantor KPU tapi menjaga objek vital lainnya di Jakarta dengan total kekuatan sebanyak 47 ribu.

"Prinsipnya kita masih siagakan dan siapkan 47 ribu personel kemarin. Kita tempatkan di berbagai titik ada di Istana, MK, Bawaslu, KPU, DPR/MPR, semua masih terjaga ya, personel TNI-Polri masih disiagakan di lokasi," ucapnya seperti dikutip dari Antara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya