Jokowi Minta Menteri dan Gubernur Antisipasi Dampak Kekeringan

Jokowi juga meminta kepada para menteri untuk menyuplai air bersih dan air untuk pertanian.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2019, 20:39 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2019, 20:39 WIB
Jokowi Rapat Bareng Menteri Kabinet Kerja
Suasana saat Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas Evaluasi Proyek Strategis Nasional di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/4). Jokowi juga meminta proyek strategis yang dimulai pada 2017 untuk segera diselesaikan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat terbatas (ratas) antisipasi dampak kekeringan di kantornya, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Dalam rapat tersebut Jokowi meminta kepada para menteri untuk turun langsung dan memberikan langkah antisipasi, mitigasi tehadap dampak kekeringan ini.

"Saya minta para menteri dan kepala lembaga gubernur untuk turun melihat langsung ke lapangan dan segera melakukan langkah antisipasi, mitigasi terhadap dampak kekeringan ini," kata Jokowi saat membuka ratas, Senin (15/7/2019).

Jokowi mengatakan, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terlihat bahwa musim kemarau akan berlangsung pada Agustus hingga September.

Beberapa daerah juga sudah mengalami kekeringan, 21 hari tanpa hujan. Hal tersebut terjadi di beberapa provinsi mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, NTB, dan NTT.

"Berarti statusnya waspada, 31 hari tanpa hujan berarti status siaga, dan juga 61 hari tanpa hujan, ini statusnya sudah awas," ungkap Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Suplai Air Bersih

Musim Kemarau, Tanah di Bantaran Kanal Barat Retak
Warga beraktivitas di sekitar Kanal Banjir Barat (KBB) yang mengalami kekeringan di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Musim kemarau yang terjadi di Ibu Kota menyebabkan debit air di KBB berkurang sehingga menimbulkan keretakan tanah di sekitarnya. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Tidak hanya itu dia juga meminta kepada para menteri untuk menyuplai air bersih dan air untuk pertanian. Agar pasokan air terjaga dan tidak terjadi risiko gagal panen.

Dia juga meminta kepada Menteri KLHK Siti Nurbaya untuk tetap memantau dan mengantisipasi kebakaran lahan gambut.

"Kalau perlu kita lakukan modifikasi cuaca, pembangunan sungai bor, dan saya minta Menteri LHK memantau, mengendalikan potensi titik panas hotspot yang ada dan kita harapkan kebakaran hutan dan lahan gambut bisa kita antisipasi dan kita hindari," jelas Jokowi.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya