Getih Getah Dibongkar, Pengamat: Perencanaan Kurang Tepat

Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menilai, pembongkaran ini harus dijadikan sebuah pembelajaran untuk ke depan hari.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 19 Jul 2019, 18:06 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2019, 18:06 WIB
Instalasi bambu "Getih Getah"
Pengunjung Car Free Day berfoto dekat instalasi bambu "Getih Getah" di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (19/8). Karya dari seniman bernama Joko Avianto itu diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta pada 16 Agustus 2018 lalu. (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Instalasi bambu Getih Getah yang dibangun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk meramaikan ajang Asian Games 2018 di Bundaran HI, Jakarta telah dibongkar. Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menilai, hal ini harus dijadikan sebuah pembelajaran untuk ke depan.

Sebab, perencanaan instalasi itu tidak matang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

“Pelajaran ke depan, setiap kali penempatan instalasi seni di ruang publik harus melalui kajian mendalam terhadap estetika kota, sosial budaya masyarakat, sehingga tidak terjadi pembuangan atau pemborosan anggaran daerah,” tutur Nirwono saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (19/7/2019).

Selain itu, Nirwono menganggap harusnya Pemprov DKI Jakarta menjelaskan alasan pembongkaran tersebut dengan jelas. Sebab, banyak pihak yang akhirnya menilai hal ini mubazir untuk dilakukan.

Nirwono juga menyayangkan dibuangnya instalasi Getah Getih tersebut. Padahal, karya seni senilai Rp 550 juta itu seharusnya bisa dipindahkan untuk dipajang di lokasi lain yang lebih memadai.

“Menunjukkan perencanaan, penempatan, dan penggunaan bahan yang kurang tepat sehingga karya instalasi seni tersebut tidak dapat bertahan lama dan gagal menjadi ikon ruang publik kota,” ujarnya.

“Ya jelas mubazir, pelajarannya adalah kalau membuat instalasi seni sebaiknya dapat bertahan lama, sehingga perlu dirancang dengan baik,” Nirwono mengakhiri. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


DPRD Nilai Boros

Bambu Getah Getih
Petugas Dinas Kehutanan DKI Jakarta membongkar instalasi bambu Getah Getih di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Kamis (18/7/2019) dini hari. Karya seni tersebut rencananya akan diganti dengan taman dan setelah dibongkar, bambu itu akan dibawa ke tempat pembuangan sampah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumya, Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus menilai instalasi bambu ide Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan itu suatu pemborosan.

"Itu salah satu pemborosan. Memang DKI ini selalu ada kegagalan dalam perencanaan. Tidak terserapnya anggaran, itupun banyak dikarenakan kegagalan dalam perencanaan karena tidak direncanakan dengan matang. Nah, hal yang terkait dengan bambu ini juga saya kira sama," kata Bestari, Kamis, (18/7/2019).

Bestari menyebut, Anies tidak memikirkan masak-masak sebelum memajang instalasi bambu Getih Getah senilai Rp 550 juta itu.

"Gubernur tidak berpikir panjang bahwa DKI ini punya dua musim, gitu. Ada musim panas dan hujan. Kalau dia (bambu) ada di ruangan tertutup mungkin dia akan awet," ujarnya.

Senada dengan Bestari, Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono menyayangkan Getih Getah yang masih sangat muda itu sudah dibongkar. Menurutnya hal itu mubazir alias membuang uang rakyat.

"Yang pertama, mubazir. Kedua, dulu kan pernah kita pertanyakan, katanya 'kan tahan lama, karena dia punya alat untuk membuat bambu tahan lama, gitu lho. Itu awal yang kita dengar seperti itu," ucap dia.

Gembong meminta Anies lebih cermat memanfaatkan anggaran, apalagi yang berasal dari rakyat.

"Itu harus hati-hati, kan duit rakyat, tidak sedikit. Bahwa saat itu kita berikan apresiasi kepada Gubernur untuk menghidupkan kreativitas seni untuk ditampilkan di DKI Jakarta, ya, tapi harus proporsional," Gembong mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya