Pemilu 2019 Usai, Yorrys Dorong DPP Golkar Pleno Evaluasi Kerja

Yorrys menegaskan, salah satu perkara yang patut dievaluasi adalah perolehan kursi Golkar dalam pemilu 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jul 2019, 20:02 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2019, 20:02 WIB
20160706-Yorrys Raweyai
Koordinator Bidang Polhukam DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai

Liputan6.com, Jakarta - Politikus senior Golkar Yorrys Raweyai kembali mendorong pleno untuk mengevaluasi kinerja kepengurusan partai. Evaluasi biasa dilakukan secara berkala setelah peristiwa politik di tanah air, pilkada atau pemilu.

"Pilkada, pemilu legislatif, pilpres sudah selesai. Maka DPP harus segera rapat pleno mengevaluasi itu semua, untuk kemudian dibawa ke Rapimnas dan diantarkan ke Munas," kata Yorrys di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Yorrys menegaskan, salah satu perkara yang patut dievaluasi adalah perolehan kursi Golkar dalam pemilu 2019. Dari 110 kursi yang ditargetkan, hanya 85 yang berhasil diraih.

Golkar menjadi satu-satunya partai pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin yang mengalami penurunan perolehan kursi DPR dan tidak mendapatkan coattail effect dari paslon nomor urut 01.

"Padahal di pemilu 2019 ada penambahan daerah pemilihan dan kursi, ada 15 kursi tambahan di DPR RI. Tapi Golkar justru memperoleh 85 kursi. Evaluasi perolehan kursi itu penting, karena itu yang jadi sumber persoalan hari ini," ucap Yorrys.

Yorrys menolak turbulensi politik di internal Golkar lantaran sejumlah kadernya terjerat kasus hukum sebagai pembenar merosotnya perolehan kursi parlemen. Sebagai partai modern, Golkar harus evaluasi dan merumuskan kebijakan agar posisinya tetap kokoh meski ada dinamika di internal partai.

"Ke depan, Golkar harus demokratis dan efektif. Efektif dalam arti harus ada perbaikan terus menerus atas capaian Partai Golkar. Kemarin target kita 110 kursi, tapi turun dengan banyak alasan seperti turbulensi dan lainnya. Tapi itu semua tidak bisa jadi alasan," kata Yorrys.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya