Polri Bakal Undang Perwakilan Sejumlah Negara Guna Telusuri Pendanaan Teroris Padang

Polri mengidentifikasi otak teroris Padang, Saefullah menerima dana dari lima negara. Lima yakni Malaysia, Jerman, Venezuela, Tobago, dan Maladewa atau Maldives.

oleh Yopi Makdori diperbarui 25 Jul 2019, 06:55 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 06:55 WIB
Bom Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

 

Liputan6.com, Jakarta - Polri akan berkoordinasi dengan beberapa negara guna menelusuri dana yang diperoleh aktor intelektual sejumlah aksi terorisme di Indonesia, Saefullah. Polisi menduga Saefullah mendapatkan pasokan dana dari lima negara.

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya telah menghubungi kedutaan negara-negara tersebut di Indonesia demi menangani kasus tersebut.

"Untuk mengomunikasikan sekaligus tukar-menukar informasi terkait jaringan terorisme di Indonesia dan di beberapa negara. Di Tobago, di Maldives, di Jerman, di Malaysia, maupun di Filipina juga," ucap Dedi di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 24 Juli 2019.

Menurut dia, Densus 88 yang menangani kasus ini, akan mengundang beberapa perwakilan kedubes negara-negara itu di Indonesia guna membicarakan soal terorisme di Indonesia.

"Info yang saya dapat minggu-minggu ini Densus akan memanggil para perwakilan kedubes (untuk) saling tukar informasi untuk mengungkap jaringan JAD yang di Indonesia maupun di beberapa negara," kata Dedi.

Sebelumnya, Saefullah diketahui sebagai otak intelektual yang mengendalikan N, tersangka teroris Padang. Dia diduga mendapatkan aliran dana dari beberapa pihak dari luar negeri.

Dedi mengungkap aliran dana itu berasal dari lima negara. Ada beberapa aktor yang diduga mengirimkan dana dari lima negara ke Saefullah, yakni Malaysia, Jerman, Venezuela, Tobago, dan Maladewa atau Maldives.

"Saudara Saefullah ini menerima beberapa aliran dana, ini aliran dana dari negara Tobago ada tujuh kali, dari Maldives ada satu kali, Venezuela satu kali, Jerman dua kali, dan Malaysia sekali," ungkap Dedi dalam konferensi pers di Divhumas Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 23 Juli 2019.

Dua belas aliran dana untuk aksi terorisme tersebut, kata dia, dikirim pada periode Maret 2016 hingga September 2017 lalu. Polisi mengidentifikasi, total ada Rp 413.169.854 dana yang berhasil dikirimkan.

"Mereka menggunakan sistem aliran dana Western Union," kata Dedi.

 

Terhubung dengan ISIS

Bom Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Dedi menyebut, Saefullah berhubungan dengan sejumlah tokoh ISIS di Khurasan. Termasuk Muhammad Aulia yang diketahui mengatur seluruh komunikasi, perjalanan dan transfer.

"Ini 19 orang berangkat ke Khurasan dan dideportasi di Bangkok 13 Juni lalu, dan ini sudah ditangkap sekitar 12 orang. Satu lagi masih DPO di Indonesia terkoneksi dengan mastermind atas nama Abu Saedah," Dedi menjelaskan.

Abu Saedah, lanjut dia, memiliki peran untuk menyalurkan bantuan dana ke N. "Memberikan uang ke Novendri (N) sebesar Rp 18 juta dari mastermind-nya (Saefullah) itu," jelasnya.

Saefullah juga mengendalikan beberapa teroris di Indonesia lainnya. Saefullah juga mengendalikan Yoga, tersangka tersangka teroris yang ditangkap di Malaysia beberapa saat yang lalu. Yoga juga diketahui terafiliasi dengan JAD Kalimantan Timur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya