Polri Duga Mati Lampu Massal Akibat Pohon Terlalu Tinggi

Menurut kepolisian, pohon tersebut memiliki ketinggian melebihi batas ruang bebas atau right of way (ROW) dengan jaringan listrik

oleh Yopi Makdori diperbarui 05 Agu 2019, 20:48 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2019, 20:48 WIB
Ketika Malam Tanpa Listrik di Ibu Kota
Sejumlah kendaraan melintas dengan kondisi jalan gelap tanpa penerangan akibat listrik padam di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (4/8/2019). Pemadaman listrik serentak yang terjadi sejak Minggu siang mengubah suasana malam di ibu kota menjadi gelap gulita. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian menyampaikan hasil invetigasi sementara kasus mati lampu massal di hampir seluruh Pulau Jawa yang terjadi pada Minggu 4 Agustus 2019. Hasilnya, gangguan listrik tersebut diduga dipicu pohon yang ada di sekitar jaringan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pohon tersebut memiliki ketinggian melebihi batas ruang bebas atau right of way (ROW) dengan jaringan listrik, yakni 8,5 meter.

"Kerusakan diduga sementara adanya pohon yang ketinggiannya melebihi batas ROW sehingga mengakibatkan flash atau lompatan listrik," ucap Dedi di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).

Dedi menyatakan, tim dari Polda Jawa Tengah telah mengecek ke tempat kejadian di tower transmisi, Desa Malom, Gunung Pati, Kabupaten Semarang. Sementara, polisi tidak menemukan unsur sabotase dalam peristiwa mati lampu massal itu.

"Diduga faktor alam dan teknis, tidak diketemukan human error, atau unsur sabotase," katanya.

Kendati begitu, Dedi menegaskan bahwa hasil itu masih bersifat sementara. Pihaknya masih menunggu hasil investigasi resmi yang dilakukan penyidik Bareskrim Polri dengan PT PLN Persero terkait insiden mati lampu.

"Hasilnya menunggu investigasi tim pusat (gabungan Bareskrim dan PLN) melakukan pengecekan di lapangan. (Tim) sudah melakukan wawancara terhadap empat petugas PLN di lapangan yang mengawasi dan mengendalikan jaringan tersebut," ujar Dedi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Curiga Sabotase

Kabiropenmas Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo
Kabiropenmas Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bareskrim Polri dan PT PLN Persero akan menginvestigasi gangguan listrik yang menyebabkan mati lampu secara serentak di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah pada Minggu 4 Agustus 2019.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, kepolisian tidak menutup kemungkinan adanya unsur pidana dalam insiden mati lampu di hampir separuh Pulau Jawa.

"Yang jelas untuk dicari dulu penyebabnya. Penyebabnya bisa jadi gangguan teknis, kemudian ada human error, sabotase, kemudian gangguan lain," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).

Dedi curiga ada unsur kesengajaan pada pemadaman listrik yang merugikan jutaan masyarakat itu. Kepolisian berkaca pada kasus gangguan listrik pada 2012 lalu. 

"Ada kejadian unsur kesengajaan di situ (pada 2012). Ada orang lain. Ada tindak pidana. Karena kita punya case tahun 2012 sama kejadian seperti ini juga kita blackout, ada kejadian yang kita ungkap," katanya.

Hanya saja Dedi tidak menyebut kasus mati lampu mana yang dimaksud.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya