Megawati Ingatkan Golkar dan PPP Tidak Mengingkari UU MD3

Megawati pun bercerita kalau kerap ditipu sejak lama. Namun, dia mampu berlapang dada.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2019, 06:53 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2019, 06:53 WIB
Megawati Serahkan KTA PDIP kepada Tokoh Agama hingga Purnawirawan TNI-Polri
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi sambutan saat penyerahan KTA PDIP kepada tokoh agama, purnawirawan TNI-Polri, dan akademisi di Jakarta, Selasa (2/4). Sejumlah tokoh agama, purnawirawan TNI-Polri, dan akademisi menyatakan bergabung dengan PDIP. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyindir Partai Golkar dan PPP atas kegagalan partai banteng moncong putih itu mendapatkan kursi pimpinan DPR saat menjadi pemenang Pemilu 2014. Hal itu ia sampaikan dalam pidato di Kongres V PDIP di Grand Inna Bali Beach Hotel, Kamis 8 Agustus 2019.

Megawati menceritakan, putrinya yang juga Ketua DPP PDIP Puan Maharani didapuk sebagai penanggungjawab pemenangan Pilpres dan Pileg 2019 untuk wilayah Jawa Tengah. Hasilnya, Puan memperoleh suara tertinggi di tingkat nasional dan PDIP juga dipastikan mendapatkan kursi Ketua DPR karena keluar sebagai pemenang Pemilu 2019.

Megawati kemudian menunjuk Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. Dia mengingatkan keduanya supaya tidak ingkar terkait posisi Ketua DPR.

"Airlangga (Ketum Golkar Airlangga Hartarto), itu yang baju ijo juga (Plt Ketum PPP Suharso PPP) jangan blajeni (ingkar) MD3 loh," kelakar Megawati. Ucapan itu pun disambut tawa hadirin termasuk Airlangga dan Suharso.

Megawati pun bercerita kalau kerap ditipu sejak lama. Namun, dia mampu berlapang dada. Pada akhirnya, Megawati membanggakan PDIP yang berhasil menjadi pemenang pemilu dua kali, 2014 dan 2019.

"Hadiahnya sekarang dua kali menang, mau nggak tiga kali menang, itu namanya PDIP," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sistem Paket

Pada Pemilu 2014 PDIP juga menjadi pemenang Pemilu. Namun, karena UU MD3 diubah, pimpinan DPR dikocok melalui sistem paket. Ketika itu, Golkar dan PPP yang berkoalisi bersama Gerindra, PKS dan PAN turut berperan mengubah UU MD3. Koalisi pendukung Prabowo Subianto itu menunjuk kader Golkar sebagai Ketua DPR.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya