Miris, Elang Bondol di Kepulauan Seribu Gunakan Plastik untuk Sarang

Jenis sampah yang biasanya digunakan elang untuk sarang berjenis sandal jepit, styrofoam, sedotan, dan sejenisnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Agu 2019, 20:17 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2019, 20:17 WIB
Polda Metro Tangkap Penjual Satwa Langka di Media Sosial-
Barang bukti berupa elang bondol dalam rilis kasus jual beli satwa liar yang dilindungi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (31/1). Para pelaku mendapatkan hewan-hewan tersebut dari Sumatera, Kalimantan, dan Bali. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Sampah plastik di Indonesia telah menjadi ancaman serius bagi kehidupan, tak terkecuali terhadap satwa langka dilindungi. Salah satunya elang bondol, satwa endemik ikon Kota Jakarta.

Ketua Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Benfika mengungkapkan, sarang burung yang hidup berkoloni di Kepulauan Seribu itu mulai terkontaminasi sampah plastik.

"Sampah plastik saat ini mengancam elang. Ada perubahan perilaku berdasarkan pengamatan kami baru-baru ini," kata Benfika di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu, Minggu (18/8/2019).

Dilansir Antara, sejumlah elang bondol maupun elang laut di sekitar Pulau Kotok, Pulau Penjaliran, dan Pulau Rambut membuat sarang mereka dengan sampah plastik.

Jenis sampah yang biasanya digunakan elang untuk sarang berjenis sandal jepit, styrofoam, sedotan, dan sejenisnya.

"Sarang elang bondol sudah bukan lagi pakai ranting, melainkan sudah pakai plastik," katanya.

Benfika menyebut, bahan plastik tersebut didapat dari perairan Jakarta yang kini terkontaminasi sampah rumah tangga. Dia pun mengimbau masyarakat mengurangi sampah plastik karena bisa mengancam keselamatan satwa.

"Jangan buang sampah sembarangan, yang buang di darat akan sampai ke laut dan bisa dimakan satwa atau digunakan jadi sarang," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Populasi Mengkhawatirkan

20160414-elang bondol-jakarta-ragunan
Elang Bondol. (Ragunanzoo.jakarta.go.id)

Benfika menambahkan, bahwa populasi elang bondol di Jakarta kian mengkhawatirkan seiring dengan masifnya perburuan serta pasar gelap satwa.

"Sampai 2014 tidak kurang dari 18 elang bondol yang tersisa di beberapa Kepulauan Seribu," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya