Kerusuhan Papua, Kota Sorong Lumpuh Akibat Massa Blokir Jalan dan Bakar Ban

Tak hanya menutup jalan, warga pun melempari batu ke arah personel pengamanan TNI dan Polri yang melakukan penjagaan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 19 Agu 2019, 13:54 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2019, 13:54 WIB
Aksi warga menutup jalan di salah akses jalan utama di Kota Sorong, Papua Barat. (Istimewa)
Aksi warga menutup jalan di salah akses jalan utama di Kota Sorong, Papua Barat. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi kerusuhan yang terjadi di kabupaten Manokwari dan Jayapura melebar hingga ke Kota Sorong, Papua Barat. Sejumlah warga menggelar unjuk rasa yang berbuntut pada penutupan jalan.

Galih Wira, salah seorang warga Sorong mengatakan aksi penutupan jalan berlangsung sekitar pukul 14.00 WIT. Sejumlah akses jalan utama Kota Sorong, seperti Jalan Basuki Rahmat, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Baru ditutup karena aksi tersebut.

"Warga yang berdemo juga melakukan bakar ban hampir di sebagian titik jalan itu. Kami pun tidak bisa kemana-mana,” ucap Galih saat dihubungi Liputan6.com, Senin (19/8/2019).

Tak hanya menutup jalan, warga juga melempari batu ke arah personel pengamanan TNI dan Polri yang melakukan penjagaan. Menurut Galih, ratusan personel TNI dan Polri dari Polres Sorong, Papua, yang berjaga tampak dilengkapi dengan senjata laras panjang, dan beberapa kali melakukan tembakan peringatan agar massa tidak berbuat anarkis.

"Di belakang kantor saya asap ngebul dan beberapa kali tembakan terdengar berdesing beberapa kali,” kata Galih.

Dia pun menunjuk salah satu titik ricuh, yaitu berada tidak jauh dari Kantor Kodim 1704 Sorong. Menurutnya, sejumlah warga aksi melempari batu ke arah aparat TNI-Polri yang berjaga di kantor tersebut.

"Kantor saya tidak jauh dari Kantor Kodim, terlihat pengamanan sangat ketat di sekitar Kodim. Mungkin mencegah jangan sampai warga membakar kantor tersebut,” ucap Galih.

Warga pendatang asal Bekasi itu mengaku, karena aksi massa itu, dia dan puluhan rekannya saat ini tidak bisa pulang ke rumah. Mereka diminta  untuk tetap bertahan di kantor sampai situasi kodusif.

"Kami di sini pendatang, ada dari Jawa, Bugis. Agak khawatir juga keluar, akhirnya kita diminta untuk tetap tidak kemana-mana. akses jalan pun semua ditutup,” ucap Galih.  

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Kedepankan Negoisasi

Kerusuhan Pecah di Manokwari
Massa turun ke jalan dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di kota Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, serta Semarang beberapa hari lalu. (STR / AFP)

Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan hingga saat ini kerusuhan di Kota Manokwari, Papua Barat, masih ditangani polisi dan TNI. Saat ini, kata Dedi, polisi dan TNI masih melakukan negosiasi dengan mahasiswa dan berdialog dengan tokoh masyarakat untuk mendinginkan situasi.

"Negosiasi masih terus dilakukan. TNI dan Polri masih beruoaya berkomunikasi dengan rekan-rekan mahasiswa dan tokoh masyarakat untuk mendinginkan situasi," kata Dedi kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (18/8/2019).

Dedi mengatakan, kerusuhan terjadi di beberapa titik di Kota Manokwari. Di mana, kata dia, kerumunan mahasiswa masih menguasa beberapa ruas jalan, terutama di perempatan.

"Mereka menutup jalan dan membakar ban," kata Dedi.

Aparat kepolisian Polda Papua Barat dan Polres Manokwari sudah turun ke jalan guna mengendalikan situasi aksi protes warga atas insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya