Lukman Edy Akui Tak Diundang Muktamar PKB

Ketua Dewan Pengurus Pusat PKB, Lukman Edy mengaku tak diundang hadir muktamar ke-4 PKB di Nusa Dua, Bali.

oleh Liputan6.comRatu Annisaa Suryasumirat diperbarui 20 Agu 2019, 17:42 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2019, 17:42 WIB
Dialog Pilar Negara
Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy (kanan) menjadi pembicara pada dialog Pilar Negara yang bertema "Urgensi Pembentukan Lembaga Pengkajian" di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Jakarta, Kamis (12/2). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lukman Edy mengaku tidak diundang hadir muktamar ke-4 PKB di Nusa Dua, Bali.

Dia meyakini, sikap tersebut adalah buntut dari pemilihan Presiden-Wakil Presiden 2019.

"Ya sepertinya yang dekat mas Karding dicurigai, terus enggak diundang ke Bali. Kok sepertinya masih ada dendam pasca Pilpres," ujar Lukman saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Bali, Selasa (20/8).

Menurut Lukman, dendam pasca pilpres terjadi lantaran adanya narasi ketidakpuasan saat penentuan capres-cawapres

Ia menambahkan, tidak hanya Lukman dan Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding yang tidak diundang pada muktamar kali ini. Pihak-pihak yang dianggap dekat dengan Karding disebut turut absen muktamar PKB karena tidak diundang.

"Beberapa di sekretariat DPP yang portofolio Mas Karding juga tidak diundang dan tidak dilibatkan," dia mengakhiri.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Akan Dihadiri Jokowi

Sementara itu, muktamar PKB akan dihelat pukul 19.00 WITA dan dihadiri oleh tiga ribu kader PKB, serta sejumlah menteri kerja kabinet Jokowi-JK. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga dijadwalkan hadir memberi sambutan.

Dalam muktamar kali ini, PKB akan membahas tiga agenda prioritas dan strategis partai untuk 5 tahun ke depan.

Pertama, pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul, berkarakter, berkualitas, dan berdaya saing.

Kedua, memprioritaskan pada pengembangan ekonomi kerakyatan dalam rangka memberdayakan kaum mustadh'afin, kaum yang lemah dan yang terlemahkan.

Ketiga adalah pengembangan dakwah sosial dan kebudayaan dalam rangka mewujudkan kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan yang damai yang beradab.

 

Reporter: Yunita Amalia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya