Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo menyatakan perasaan traumatik karena tidak dianggap menjadi bagian dari Indonesia menjadi salah satu faktor konflik di Papua. Selain itu, pendekatan kekerasan yang selama ini kerap dikedepankan terhadap rakyat Papua juga menjadi salah satu faktor.
Untuk mengatasi hal itu, Romo Benny setuju bila rakyat Papua diberi panggung lebih luas dalam panggung kekuasaan. Bahkan, jika dimungkinkan, menempatkan mereka menjadi menteri sebagai alternatif.
Baca Juga
"Ya itu salah-satunya, tapi carilah orang Papua yang punya akar dan ditokohkan di situ (di Papua). Jangan yang tidak punya akar," ucap Romo saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (20/8/2019).
Advertisement
Menurut dia, Presiden harus mempertimbangkan opsi tersebut demi mengakomodasi rakyat Papua dalam lingkungan kekuasaan.
"Maka nanti cari figur menterinya yang pertama visoner, memahami orang Papua, yang bisa berkomunikasi dengan tiga tokoh, yaitu komunitas gereja, adat, dan orang daratan," tegas Romo.
Selain itu, kata Romo, demi mengakomodasi eksistensi rakyat Papua, maka dibutuhkan pula panggung bagi putra-putri Papua yang memiliki prestasi. Baik itu prestasi akademik maupun non-akademik, seperti olahraga.
"Tampilkan di ruang publik bahwa banyak rakyat Papua itu berprestasi. Orang Papua itu punya kemampuan luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi," tukas Romo.
Â