Jokowi Ingin Kupang Jadi Penghasil Garam Terbaik

Dia menjelaskan, NTT memiliki potensi untuk produksi garam dengan luas tambak kurang lebih 21 ribu hektare.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2019, 14:04 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2019, 14:04 WIB
Presiden Jokowi di NTT
Presiden Jokowi Bersama Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto Saat Meninjau Tambak Garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, NTT, Rabu (21/8/2019). (Foto: Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi meninjau tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu, (21/8/2019). Dalam kunjungannya, Jokowi ingin memastikan perkembangan produksi tambak garam dan melihat terkait potensi yang dimiliki.

"Saya ke sini hanya ingin memastikan bahwa program untuk urusan garam ini sudah dimulai. Karena kita tahu impor garam kita 3,7 juta (metrik) ton, sementara yang bisa diproduksi dalam negeri baru 1,1 juta ton. Masih jauh sekali," kata Jokowi.

Dia menjelaskan, NTT memiliki potensi untuk produksi garam dengan luas tambak kurang lebih 21.000 hektare. Khusus di Kupang, setidaknya 7.000 hektare lahan dapat dikembangkan untuk tujuan tersebut.

Sementara lokasi tambak garam yang dikunjungi Jokowi berproduksi di atas lahan tambak seluas 10 hektare dari potensi 600 hektare yang ada.

"NTT ini memiliki potensi yang bisa dikerjakan itu 21.000 hektare. Di Kupang ada kurang lebih 7.000 hektare, yang dimulai ini 600 hektare dulu. Tetapi juga baru diselesaikan 10 hektare," ungkap Jokowi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penghasilan Warga Membaik

Jerat Hutang Petani Garam Dan Turunnya Harga Jual
Tidak sedikit petambak garam di Cirebon berhutang kepada tengkulak sebagai pengikat agar hasil produksi garamnya tidak dijual ke luar. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut berharap, tahun depan lahan untuk tambak garam bisa bertambah 600 hektare.

Menurut Jokowi, pengembangan industri garam di NTT memerlukan investasi yang tak sedikit. Meski demikian, pemanfaatan sepenuhnya untuk lahan tambak seluas 600 hektare tersebut akan dikejar penyelesaiannya di tahun mendatang.

"Tahun depan akan selesai 600 hektare, petani tambak diikutkan juga. Kerja sekaligus ikut (memiliki) seperti saham sehingga nanti penghasilan masyarakat di sini bisa lebih baik," kata Jokowi.

Jokowi juga sempat membandingkan garam produksi wilayah lain, mulai dari Madura hingga luar negeri. Namun menurut dia, garam yang dihasilkan dari Nunkurus memiliki kualitas yang tidak kalah dari produk lain.

"Tadi saya ditunjukkan beberapa perbandingan garam yang diambil dari luar dibawa ke sini. Yang dari Madura, yang dari Surabaya, dan dari Australia. Memang hasilnya di sini lebih bagus, lebih putih, bisa masuk ke garam industri, dan kalau diolah lagi bisa juga menjadi garam konsumsi," ungkap Jokowi.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya