Satpol PP Tunggu Perintah Tinggalkan Lokasi Pencari Suaka di Gedung Eks Kodim Kalideres

16 personel Satpol PP Kelurahan dan Kecamatan ditambah 11 personel dari Satpol PP Kota Jakarta Barat.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2019, 13:19 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2019, 13:19 WIB
Kondisi Para Pencari Suaka di Lokasi Penampungan
Para pencari suaka duduk-duduk di halaman gedung bekas Markas Kodim di kawasan Kalideres, Jakarta, Selasa (16/7/2019). Rata-rata para pencari suaka tersebut berasal dari Afghanistan, Pakistan, Somalia, Sudan, Iraq, dan Iran. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berjaga di lokasi penampungan pencari suaka di Gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, menunggu instruksi penarikan petugas menyusul rencana penghentian seluruh bantuan sosial dari Pemprov DKI Jakarta pada 31 Agustus 2019.

"Kami tetap berjaga di sini, karena belum ada instruksi kapan akan tarik petugas meski katanya 31 Agustus mau dikosongkan," kata anggota Satpol PP Kecamatan Kalideres, Imaduddin, di lokasi penampungan, Jumat 23 Jumat 2019.

Petugas di lokasi mengatakan, 16 personel Satpol PP Kelurahan dan Kecamatan ditambah 11 personel dari Satpol PP Kota Jakarta Barat saat shift siang yang disiagakan per-harinya, akan tetap berjaga di lokasi sampai instruksi selanjutnya terbit dari Pemprov DKI Jakarta.

"Karena semua keputusan dari pusat. Sebelum ada instruksi, kami akan tetap di sini, karena ini juga kan wilayah kerja kami," kata petugas Satpol PP lainnya, Syahril.

Terlebih, pada Kamis 22 Agustus petang terjadi bentrokan antara para pencari suaka asal Afganistan dan dari Sudan-Somalia yang dipicu persoalan pembagian makanan.

"Jadi kami siaga terus di sini," tutur Syahril menambahkan.

Akibat bentrokan tersebut, satu orang polisi dikabarkan terluka memar di bagian lengan karena terpukul besi rangka tenda dan beberapa unit toilet portable rusak.

Untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan, para pengungsi asal Sudan dan Somalia memilih mengalah dan pindah di luar pagar Gedung eks Kodim Kalideres.

"Pihak Sudan memilih untuk memisahkan diri, jadi ini inisiatif mereka menghindari bentrokan karena ada anak-anak kecil," ucapnya.

Terkait dengan pencabutan bantuan Pemprov DKI Jakarta, Imaduddin mengatakan tidak mengetahui detail sejak kapan dimulainya, namun pada Kamis 22 Agustus tidak ada bantuan makanan dan air dari Dinsos DKI Jakarta ke para pencari suaka.

"Bantuan belum kalau sekarang, kalau kemarin bantuan datang dari perwakilan negara Prancis. Mereka membawa makanan dan kebutuhan lain untuk para pengungsi," ucap Imaduddin.

Bau Tak Sedap

Pencari suaka di Pekanbaru mendemo kantor perwakilan IOM dan UNHCR berharap dapat kepastian.
Pencari suaka di Pekanbaru mendemo kantor perwakilan IOM dan UNHCR berharap dapat kepastian. (Liputan6.com/M Syukur)

Dari pantauan di lokasi, ketika masuk ke kawasan Gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, terlihat gerbang yang digantung pengumuman "Dilarang keluar masuk area penampungan lebih dari 10 jam malam bagi WNA" setengah dibuka.

Saat masuk tercium bau tak sedap yang dari informasi yang dikumpulkan, karena ada beberapa unit toilet yang rusak.

Petugas keamanan yang terdiri dari anggota kepolisian dari Polsek Kalideres dan Satpol PP Kecamatan Kalideres berjaga di seberang lokasi penampungan.

Para pengungsi dan pencari suaka melakukan berbagai kegiatan untuk menghibur diri seperti bermain bola voli, atau berjalan-jalan di sekitar lokasi penampungan.

Tidak terlihat adanya kegiatan di tenda Dinas Sosial DKI Jakarta di halaman lokasi penampungan. Dari keterangan para pengungsi dan masyarakat sekitar, kegiatan di tenda sosial di sana sejak Kamis (22/8) lalu sudah tidak ada.

DKI Jakarta menetapkan akan menghentikan bantuan berupa kesehatan, logistik, dan air kepada sekitar 1.151 para pencari suaka dari berbagai negara, mulai Rabu (21/8) malam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya