Liputan6.com, Jakarta - Ajang pameran tahunan Ritech Expo 2019 yang digelar sejak Minggu 25 Agustus lalu hingga Rabu besok menghadirkan 185 gerai yang berasal dari perguruan tinggi, lembaga litbang kementerian, nonkementerian, pemerintah daerah sampai dengan pelaku inovasi.
Salah satu gerai yang mencuri perhatian dalam ajang yang digagas Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ini adalah sepeda motor Gesits 1.20. Sepeda motor ini merupakan generasi pertama motor listrik produksi dalam negeri yang ikut dipamerkan dalam Ritech Expo 2019 di Lapangan Puputan Renon, Denpasar, Bali.
Baca Juga
Sepeda motor listrik pertama karya anak bangsa ini dikembangkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama PT Gesits Teknologies Indo (GTI) dan PT Wika Industri dan Konstruksi (Wikon). Setelah diproduksi oleh PT Wika Industri Manufaktur, sepeda motor Gesits mulai dipasarkan tahun ini.
Advertisement
"Akselerasi motor ini lumayan bagus, bisa mencapai kecepatan 0-50 kilometer dalam waktu 5 detik," ujar Iman yang menjaga gerai motor Gesits kepada Liputan6.com, Senin (26/8/2019).
Namun, berbeda dengan sepeda motor yang berbahan bakar, Gesits punya keterbatasan jarak tempuh karena menggunakan baterai sebagai tenaga penggerak. Untuk motor yang memiliki baterai tunggal, Gesits bisa digas hingga jarak tempuh 50 kilometer. Sedangkan sepeda motor yang memiliki baterai ganda bisa menempuh jarak dua kali lipatnya alias 100 kilometer.
"Untuk harga off the road mulai dari Rp 24.950.000 dan garansi unit serta baterai selama 3 tahun," jelas Iman.
Tak hanya Gesits, gerai PT Perindustrian Angkatan Darat atau Pindad juga menjadi titik perhatian para pengunjung Ritech Expo 2019. Sejumlah contoh senjata laras panjang maupun pendek produksi dalam negeri ditampilkan di gerai Pindad. Tak sedikit pula pengunjung yang berusaha memegang senjata tersebut sambil bergaya di depan kamera.
Misalnya senapan serbu SS2-Subsonic yang tampak elegan. Dengan menggunakan peluru kaliber 5.56 milimeter, senapan ini efektif digunakan hingga jarak 150 meter. Demikian pula dengan SS2-V5 yang tampil lebih garang. Dengan peluru berkaliber sama, senjata ini bisa mematikan dari jarak maksimal 200 meter.
Yang juga mengagumkan dari produksi Pindad adalah senjata untuk sniper SPR-4. Dengan berat mencapai 11,5 kilogram dan panjang hampir 1,3 meter, senjata ini juga dilengkapi dengan optical sight untuk memudahkan penembak. Tak main-main, senjata penembak runduk ini bisa menjatuhkan sasaran dari jarak 1.500 meter.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bintang Senapan
Namun, yang menjadi bintang di senapan kelas sniper ini tetap SPR-2. Tetap menggunakan optical sight, senjata ini memiliki berat lebih dari 20 kilogram dan panjang 1,775 meter. Berat serta panjang yang melebihi SPR-4 itu agaknya sebanding dengan kinerjanya. Bayangkan, senapan ini bisa digunakan untuk sasaran sejauh 2.000 meter dengan menggunakan peluru kaliber 12,7 milimeter.
Sementara di kelas senjata laras pendek, Pindad menampilkan Pistol G2-Elite dan Pistol G2-Combat. Kedua pistol ini sama-sama menggunakan peluru kaliber 9 milimeter dan memiliki jarak tembak 25 meter. Yang membedakannya, laras Pistol G2-Elite lebih panjang.
Namun begitu, bintang di kelas ini adalah Pistol G2 Premium. Pistol ini merupakan pengembangan dari sisi desain dan frame yang berasal dari varian G2 lainnya. Fitur serta karakter pada G2 Premium sepenuhnya dikembangkan dari umpan balik para pengguna yang telah mengoperasikan varian G2 Combat dan Elite. Menggunakan amunisi kaliber 9 mm, G2 Premium memiliki jarak tembak efektif sampai dengan 25 meter. G2 Premium merupakan varian teratas dalam keluarga pistol G2.
Salah seorang pengunjung bernama Bimo mengaku bangga karena Indonesia bisa memproduksi senjata-senjata canggih tersebut.
"Saya yakin publik belum banyak yang tahu kalau Indonesia mampu membuat senjata berkelas dunia seperti yang dibuat Pindad ini," ujar Bimo yang mengaku sedang berlibur di Pulau Dewata.
Jadi, apa lagi setelah ini yang akan dibuat Pindad untuk memperkuat persenjataan TNI-Polri serta untuk pasar ekspor?
Advertisement