Ungkap Penyebab Tawuran di Manggarai, Polisi: Bukan Transaksi Narkoba

Alam Nur membantah, adanya aksi tawuran di kawasan Manggarai, Jakarta, sebagai modus baru untuk mengelabui aparat akan adanya transaksi narkotika

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Sep 2019, 06:11 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2019, 06:11 WIB
Tawuran remaja di Manggarai. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Tawuran remaja di Manggarai. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolsek Tebet Kompol Alam Nur membantah, adanya aksi tawuran di kawasan Manggarai, Jakarta, sebagai modus baru untuk mengelabui aparat akan adanya transaksi narkotika. Sebab, transaksi dinilai tidak akan terpantau dari petugas yang tengah mengamankan tawuran.

"Itu pengalihan isu saja. Sekarang kalau mau begitu (transaksi narkoba) ya senyap-senyap saja ngapain ramai-ramai dulu. Kalau ada isu itu terus ramai-ramai orang ada polisi di sini, logikanya gitu," kata dia di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis 5 September 2019.

Dia menduga, tawuran yang kerap terjadi di Manggarai, Jakarta Selatan karena adanya kesenjangan sosial. Dia mengetahui hal itu sejak menjabat Kanit Reskrim Polsek Setiabudi, Jakarta Selatan selama lima tahun.

"Lima tahun di Setiabudi saya tahu itu. Setahu saya sih dari dulu ada kesenjangan saja antara seberang sana sama seberang sini. Menteng Tenggulun, Menteng Jaya, Pasar Rumput, sama Manggarai," kata Alam Nur.

"Iya itu kan depan Pasar Rumput ada jalan dari Menteng ke arah Jalan Sultan Agung tuh yang sebelum jembatan Jayakarta yang baru itu. Nah itu kan banyak mobil dari sana, terus Jalan Aultan Agung kan macet, pak ogahnya itu dari Menteng Tenggulun sama Menteng Jaya itu omsetnya kan gede, itu bisa jutaan sehari," kata Alam Nur.

"Sementara mereka kan kayak gitu di Sultan Agung, Sultan Agung kan wilayah Setiabudi. Orang Setiabudi nggak dapet makan, nggak mau gantian orang sana. Jadi dugaannya pemicu salah satunya itu yang paling besar. Karena mata pencaharian mereka kan alakadarnya, mau cari buat rokok segala macam, sementara mereka nggak mau berbagi orang seberang," beber dia.

Oleh karena itu, Alam Nur yakin, aksi tawuran yang kerap terjadi di kawasan Manggarai karena hal tersebut.

"Makanya titik tawuran selalu di situ, sasarannya pasti shalter busway. Kalau ribut kan di situ terus, pas jembatan, karena di situ lah sumber duitnya. Kalau ada yang bilang narkoba mau masuk ya bohong," ucap Alam Nur.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tradisi Dendam

Kebakaran di Manggarai
Warga mencoba memadamkan api yang membakar pemukiman padat penduduk di kawasan Manggarai, Jakarta, Rabu (10/7/2019). Sebanyak 27 Unit mobil pemadam kebakaran diterjunkan untuk memadamkan api yang melanda pemukiman di dekat Stasiun Manggarai tersebut. (Kapanlagi.com/Budy Santoso)

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Bastomi Purnama menyatakan akan menindak tegas siapa pun yang terlibat atau menjadi provokator terulangnya kejadian tawuran antarwarga di wilayah Manggarai, Jakarta Selatan.

"Dengan kejadian kemarin, kita tidak ada toleransi lagi, siapa pun yang melakukan tawuran melanggar ketertiban umum akan kita tidak tegas," kata Bastomi saat dihubungi, Kamis (5/9/2019) malam.

Bastomi menyebutkan, pihaknya masih mendalami penyebab tawuran yang melibatkan tiga kelompok warga tersebut. Ketiga kelompok warga itu yakni antara warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat dengan warga Tambak, Jakarta Pusat yang bersatu dengan warga Megazen Manggarai, Jakarta Selatan.

Ia mengatakan, ada banyak faktor penyebabnya, tetapi faktor utama yang memicu pecah tawuran Rabu kemarin belum diketahui pasti. Menurut dia, masalah tawuran warga tersebut bukan terjadi kemarin saja tapi sudah terjadi bertahun-tahun sebelumnya.

"Jadi semacam tradisi dendam kesumat antara Menteng Tenggulun dan Manggarai jadi masalah kecil-kecil saja antara salah seorang masing-masing masyarakat di situ ada yang tersinggung, lantas jadi pertentangan," kata Bastomi.

 

Reporter: Ronald Chaniago

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya