Bertemu Jokowi, Tokoh Papua Minta Pemekaran dan Bangun Istana Kepresidenan

Presiden Jokowi bertemu 61 tokoh dan mahasiswa Papua di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2019).

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2019, 12:16 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2019, 12:16 WIB
Jokowi Ajak Makan Siang Warga Papua
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut kedatangan pemenang lomba festival Gapura Cinta Negeri di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/9/2019). Jokowi mengundang pemenang lomba festival Gapura Cinta Negeri yang merupakan warga Kabupaten Yapen dan Kabupaten Nduga, Papua. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi bertemu 61 tokoh dan mahasiswa Papua di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2019). Pertemuan tersebut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menko Polhukam Wiranto, Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Budi Gunawan.

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan adat Papua Abisai Rollo meminta beberapa hal kepada Jokowi. Mulai dari meminta untuk pemekaran provinsi di Papua dan Papua adat hingga membangun istana kepresidenan di Bumi Cendrawasih.

"Pertama, Minta untuk adanya pemekaran provinsi 5 wilayah di Provinsi Papua dan Papua Barat. Kedua, Pembentukan badan nasional urusan tanah Papua. Dan ketiga Penempatan pejabat eselon 1 dan eselon 2 di Kementerian dan TPMK," kata Abisai di hadapan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Kemudian mereka juga untuk pemerintah membentuk asrama nusantara di seluruh kota. Dan menjamin mahasiswa di Papua. Tidak hanya itu mereka juga mengusulkan agar merevisi UU Konsus dalam prolegnas di 2020. Lalu mereka meminta agar pemerintah menerbitkan inpres untuk pengangkatan ASN di tanah Papua.

"Selanjutnya percepatan Palapa Ring Timur Papua. dan mengesahkan lembaga adat dan anak Papua," kata Abisai.

Terkahir, mereka juga meminta Jokowi membangun istana di Bumi Cendrawasih. Tidak hanya di Kalimatan kata dia, masyarakat Papua meminta Jokowi berkantor di sana.

"Membangun istana presiden RI di Papua di Ibu Kota Provinsi Papua, Jayapura. Dengan kebijakan beristana di Kalimatan tapi juga di Papua," ungkap Abisai.

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya