Fakta-Fakta Penemuan Jenazah Asih Korban Pesugihan Teman Dekatnya

Jasad korban pesugihan bernama Asih itu berhasil dikenali dari perhiasan yang dipakai dan bagian tangannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Sep 2019, 12:32 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2019, 12:32 WIB
Bunuh Diri
Ilustrasi Bunuh Diri (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Penemuan jasad tanpa identitas di semak perkebunan warga Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Banten menemukan titik terang. Ternyata jasad itu adalah korban pesugihan.

Belakangan diketahui, jasad tersebut bernama Asih, warga Palmerah, Jakarta Selatan. Damiri (39) adik Asih (45) mengaku tak percaya kakak pertamanya menjadi korban pembunuhan.

"Keluarga enggak percaya saja kalau Asih meninggal karena dijadiin tumbal pesugihan sama temennya," kata Damiri saat berbincang dengan Merdeka.com di kediamannya, Palmerah.

Damiri menjelaskan, kondisi jasad Asih saat ditemukan sudah dalam keadaan tidak utuh. Karena hanya beberapa bagian saja yang tersisa saat keluarga melihat jasadnya.

"Kondisi Asih ya enggak utuh mas, tinggal sisa kaya tengkorak kepala saja itu," ungkap Damiri.

Hal senada juga disampaikan oleh sang ibu, Masem (63). Dia dapat mengenali jasad korban dari perhiasan yang dipakai oleh Asih dan dari bagian tangan pada Asih.

Aparat kepolisian pun bergerak cepat. Setelah jasad Asih ditemukan pada 24 Agustus 2019, polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Tak berapa lama, hanya selang satu hari, pada 25 Agustus 2019, keluarga korban datang ke Lebak untuk mengecek kebenarannya. Hasilnya, identitas korban terungkap.

Setelah menggali keterangan dari keluarga korban, saat ini kepolisian telah menetapkan dua orang tersangka, yakni seorang wanita berinisal OV dan pelaku laki-laki berinisial WF.

Berikut fakta-fakta penemuan jasad yang diketahui bernama Asih dan menjadi tumbal pesugihan dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pelaku Dendam

Ilustrasi Bunuh Diri (Istimewa)
Ilustrasi Bunuh Diri (Istimewa)

Menurut adik korban yakni Damiri (39), OV merupakan rekan kerja lama dari Asih. Mereka berdua telah bekerja di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebagai petugas cleaning service (CS).

"Mereka berdua itu teman lama, dulu pernah kerja satu PT. Nah sekarang si pelaku di PT 1, nah si Asih di PT 3," kata Damiri saat berbincang dengan Merdeka di kediamannya di Palmerah.

Selain itu, Damiri mengungkapkan, pelaku tega membunuh Asih bukan karena untuk dijadikan tumbal saja. Melainkan juga pelaku mempunyai masalah pribadi terhadap Asih.

"Pelaku ini katanya juga punya dendam sama Asih. Cuma saya enggak tahu dendam pribadi apa, yang saya tahu sih begitu," ungkapnya.

Selain itu, Masem (63) yang merupakan ibu dari Asih ini mengaku, jika pelaku OV tak pantas untuk berteman dengan anak pertamanya itu.

"Pas saya lihat foto selfie Asih sama pelaku, saya bilang kayaknya bukan orang bener nie (pelaku)," ujar Masem.

 

Dicekik dan Diperkosa

20160206-Ilustrasi-Pembunuhan-iStockphoto
Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Sebelum dibunuh, Asih di ajak oleh OV untuk ke Bogor. Sebelum berangkat ke Kota Hujan itu, OV mengajak Asih ke kontrakannya terlebih dahulu.

Pelaku keluar kamar kontrakan, korban ditinggal sendirian di dalam kamar. Kemudian datang pelaku lainnya berinisial WF.

Pelaku WF (40) memerkosa korban saat dalam kondisi tidak berdaya di kontrakan OV (40) daerah Ciampea, Bogor, Jawa Barat.

Dalam kondisi lemas tak berdaya dan tangan terikat, korban kemudian dibawa pelaku ke mobil yang sudah diparkirkan pelaku OV. Kemudian kedua pelaku membawa korban menuju daerah pembuangan di daerah Maja, Lebak, Banten.

Sesampainya di lokasi pembuangan, pelaku menarik keluar korban yang sudah tidak sadarkan diri hingga kepalanya membentur badan mobil dan tanah dan meninggal dunia. Kemudian korban diseret ke semak-semak dalam posisi lumpuh dan ditinggal di lokasi.

"Mencekik dan melakukan pemerkosaan dan si OV itu tahunya hanya dibunuh karena posisinya dia sedang keluar mempersiapkan mobil," kata Dirkrimum Polda Banten Kombes Pol Novri Turangga.

Pelaku diduga melakukan pembunuhan tanggal 19 Agustus 2019. Kemudian tanggal 20 Agustus 2019, kedua pelaku berangkat ke salah satu gunung di wilayah Cilacap, Jawa tengah (Jateng) untuk menemui guru pesugihannya. Usai itu mereka pun kembali ke Jakarta, sembari menunggu perintah selanjutnya.

 

Kronologi Kejadian

Ilustrasi Pembunuhan (iStock)
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Pelaku diduga melakukan pembunuhan tanggal 19 Agustus 2019. Kemudian tanggal 20 Agustus 2019, kedua pelaku berangkat ke salah satu gunung di wilayah Cilacap, Jawa tengah (Jateng) untuk menemui guru pesugihannya. Usai itu mereka pun kembali ke Jakarta, sembari menunggu perintah selanjutnya.

Kemudian pada tanggal 24 Agustus 2019, jenazah Asih ditemukan oleh warga di semak-semak lahan pertanian. Penemuan itu membuat heboh masyarakat Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Banten.

Polisi pun melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tak berapa lama, hanya selang satu hari, pada 25 Agustus 2019, keluarga korban datang ke Lebak untuk mengecek kebenarannya. Hasilnya, identitas korban terungkap.

Pihak kepolisian menggali informasi dari keluarga dan ditemukan foto Asih dijemput oleh dua orang temannya dengan alasan akan bepergian ke Bogor.

Polres Lebak melakukan pengejaran dan berkoordinasi ke Polda Metro Jaya. Hingga kedua pelaku bisa ditangkap saat mendaki gunung di wilayah Cilacap, Jateng, untuk kembali bertemu dengan guru spiritualnya.

"Setelah membunuh pelaku pergi ke gunung. Kalau ke sana enggak bawa apa-apa (dari korban), setelah membunuh di sana ada petilasan nya, untuk prosesi," jelas Dirkrimum Polda Banten Kombes Pol Novri Turangga.

 

(Jagat Alfath Nusantara)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya