Paksa Masuk Gedung DPRD, Massa Pendemo di Malang Bentrok dengan Polisi

Massa pun terus mendesak, sambil berusaha mendorong aparat, dan terlibat saling dorong, saling lempar berbagai benda.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2019, 16:41 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 16:41 WIB
Massa unjuk rasa dihalau polisi dengan semprotan water canon di depan Gedung DPRD Malang. (Merdeka/Darmadi Sasongko)
Massa unjuk rasa dihalau polisi dengan semprotan water canon di depan Gedung DPRD Malang. (Merdeka/Darmadi Sasongko)

Liputan6.com, Malang - Massa mahasiswa dari sejumlah elemen memaksa masuk gedung DPRD Kota Malang. Akibatnya terjadi aksi saling dorong dan saling lempar dengan petugas kepolisian yang mengamankan aksi tersebut.

Beberapa kali dilakukan pembicaraan dan negosiasi, namun gagal menuai kesepakatan untuk masuk ke gedung DPRD. Begitu tidak diperoleh kesepakatan, massa minta tetap diperbolehkan masuk.

Massa awalnya berusaha menjebol pertahanan dari pintu selatan yang dijaga polisi. Aksi saling dorong pun terjadi beberapa kali, namun gagal menerobos pertahanan polisi yang menyusun barikade.

Kapolresta Malang Kota, AKBP Dony Alexander berusaha untuk menenangkan massa demo dengan menggunakan speaker yang berada di kendaraan taktis. Namun massa tetap bergeming untuk berusaha memasuki gedung DPRD Kota Malang.

Massa pun terus mendesak, sambil berusaha mendorong aparat, dan terlibat saling dorong, saling lempar berbagai benda. Salah satu sisi daun pintu pagar selatan berhasil dibuka massa yang terus merangsek ke depan.

Bersamaan, water cannon yang sudah disiagakan di sisi pintu masuk menyemprotkan air ke arah massa. Massa pun dibuat kocar-kacir oleh semprotan water cannon.

Usai bentrok, Wakapolda Jawa Timur, Brigjen Toni Hermanto memimpin negosiasi dengan menemui massa aksi. Massa diberi kesempatan untuk menyampaikan tuntutannya.

"Tentunya kita menyiapkan anggota dengan langkah-langkah persuasif seperti yang tadi kita lakukan. Komunikasi yang kita harapkan dengan mahasiswa langsung bisa menerima dan menyalurkan aspirasi ke anggota DPRD. Mungkin cara ini yang lebih efektif menurut kami," kata Toni.

"Kita lihat dari pagi, mungkin tadi (rusuh) ada ekses saja, karena lelah, capek mungkin mahasiswa. Tapi saya percaya mahasiswa Jawa Timur tidak demikian. Bisa kita lihat sekarang lebih reda," sambungnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Luka Lemparan Batu

Massa unjuk rasa dihalau polisi dengan semprotan water canon di depan Gedung DPRD Malang. (Merdeka/Darmadi Sasongko)
Massa unjuk rasa dihalau polisi dengan semprotan water canon di depan Gedung DPRD Malang. (Merdeka/Darmadi Sasongko)

Akibat kejadian tersebut sejumlah massa dari demonstran maupun polisi mengalami luka-luka akibat lemparan batu. Namun hingga saat ini belum diketahui jumlah pasti massa yang mengalami luka.

"Nanti kita cek dulu ya," kata Toni.

Kelompok massa yang menamakan diri Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (ARD) awalnya sejak pagi berusaha melakukan negosiasi untuk diperbolehkan masuk.

Massa terdiri dari IMM Malang Raya, SMART, SMI, BEM Se-UMM, SEMA Se-UMM, GEMAR DESA, KKLM, FORMAL dan ASMASI, tampak juga bendera HMI dan PMII di lokasi.

Massa hingga saat ini terus berdatangan, mereka tetap berusaha untuk diperbolehkan masuk. Hingga saat ini massa masih berkumpul di depan Gedung DPRD Kota Malang.

 

Reporter: Darmadi Sasongko

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya