Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan, kerusuhan di Papua, khususnya Wamena dimotori oleh dua kekuatan. Yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan tokoh organisasi tersebut, Benny Wenda.
"Jadi OPM dan Benny Wenda berusaha membangun suatu kerusuhan dan ekspose ke dunia luar ada kekuatan untuk memerdekakan Papua dan Papua Barat," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).
Wiranto mendeteksi, peran Benny Wenda bergerak menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Hak Asasi Manusia (KTT HAM) di Swiss dan di Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.
Advertisement
Menurut Wiranto, Benny bersama kelompoknya berusaha menunjukkan eksistensi yang juga bergerak di luar negeri.
"Konspirasi inilah yang dihadapi kita semua. Syukur alhamdulillah usaha mereka gagal," kata mantan Panglima ABRI itu.
Wiranto menyatakan, tidak ada negara khusus yang mendengarkan usaha OPM dan Benny karena bertentangan dengan resolusi PBB 2524 yang telah diputuskan di tahun 1969.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Fokus Tangani Wamena
Namun demikian, Wiranto mengamini masih banyak yang harus diperbaiki di Papua, khususnya Wamena. Meski dinilai sudah kondusif dan terkendali, pemerintah dan aparat keamanan masih mencoba menghilangkan trauma dengan memberikan jaminan keamanan.
Wiranto mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk mengembalikan para pengungsi yang sebelumnya tinggal di Papua, khususnya Wamena. Menurut Wiranto, dengan mengungsinya mereka, secara langsung roda perekonomian terhenti.
"Sebab mereka (pengungsi) yang sudah menjadi pelaku usaha di sana, usahanya berhubungan dengan perputaran roda ekonomi di sana yang langsung memfasilitasi kebutuhakn rakyat, ini kan simbiosis mutualisme antara masyarakat dan para pengusaha yang non-Papua, kalau ini dirusak tentu akan menganggu sistem yang ada di Wamena sendiri, ini sedang kita sosialisasikan dan pahamkan," Wiranto menandasi.
Advertisement