Polisi: Pelaku di Balik Grup WhatsApp Anak STM Demo Tak Turun ke Jalan

Direktorat Tindak Pidana Siber Mabes Polri menangkap tujuh orang terkait grup WhatsApp Anak STM dan SMK saat demo di Kompleks DPR/MPR.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 02 Okt 2019, 21:27 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2019, 21:27 WIB
Demo Pelajar Ricuh, Massa Berkumpul di Pejompongan
Massa berkumpul dan membakar kardus saat terjadi ricuh akibat unjuk rasa di sekitar jalan Pejompongan, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Sebelumnya, unjuk rasa yang dilakukan pelajar STM bentrok dengan aparat kepolisian dibelakang Gedung DPR/MPR. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Tindak Pidana Siber Mabes Polri menangkap tujuh orang terkait grup WhatsApp Anak STM dan SMK saat demo di Kompleks DPR/MPR. Satu orang ditetapkan sebagai tersangka.

Mereka yang tertangkap adalah kreator Grup WhatSApp STM/K Bersatu, bernisial RO (17), MP(18) admin Grup WA STM-SMK se-Nusantara, WR (17) admin Grup WA SMK-STM se-Jabodetabek.

Kemudian, DH (17) admin Grup WA Jabodetabek Demokrasi, Muhamad Amir Muksin (29) admin Grup STM se-Jabodetabek, KS (16) admin Grup WA SMK-STM se-Jabodetabek, dan Dian Affandi (32) admin Grup WA SMK-STM.

"Kami tangkap ini kreator maupun adminnya. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada Polri mengkreasi seperti isu yang beredar," kata Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Rickynaldo Chairul di Mabes Polri, Rabu (2/10/2019).

Menurut Rickynaldo, sebagian pelaku cuma ikut meramaikan lewat di media sosial. Tak seperti pelajar lain yang turun ke jalan sampai demo ke Kompleks DPR/MPR.

Misalnya RO. Dia tak jadi ikut demo lantaran tertahan di Stasiun Depok, kemudian ada juga pelaku lain yang terhadang di Stasiun Bogor hingga terminal bus.

"Akhirnya kembali pulang dan hanya memonitor dari media sosial, WhatsApp grup ataupun instagram, insta story, mereka selalu memonitor dari situ," ujar dia.

Rickynaldo mengatakan, para pelaku heran ternyata WhatsApp Grup berdampak sangat besar dalam pengalangan massa pelajar.

"Mereka tidak mengira kalau dampaknnya pelajar sampai turun sebanyak itu," ujar dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tangkap Pembuat, Admin, dan Buzzer

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Polisi menangkap orang-orang yang diduga terkait dengan grup WhatsApp Anak STM saat demo di DPR, Jakarta, beberapa hari lalu. Ini menindaklanjuti viralnya screenshot grup tersebut di media sosial yang berisi pembicaraan soal bayaran demo.

"Iya benar sudah ditangkap. Jam 1 akan kami rilis," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (2/10/2019).

Grup WhatsApp mengatasnamakan anak STM seliweran di media sosial. Dalam beberapa grup para anggota membahas bayaran terkait demo yang dilakukan di Gedung DPR. Mereka bersungut karena duit tidak cair. Koordinator lapangan (korlap) menghilang tanpa jejak.

Para pelajar memang ikut turun ke jalan pada demo 24 September. Makin masif sehari kemudian. Banyak datang dari luar Jakarta. Lalu aksi dilanjutkan kemarin. Lagi-lagi berujung kerusuhan. Sejumlah pelajar diamankan.

Mungkinkah dalam hitungan hari mereka bertemu langsung berinisiatif membuat grup? Seperti *G30S STM ALLBASE, ANAK STM Kxxxx BACOT, STM SEJABODETABEK, STM/K BERSATU, STM Sejabodetabek, dan ORIGINAL Bxxxx COLLECTION.

Dalam screenshot grup-grup WhatsApp STM terkait demo pelajar itu, ada nomor telepon 0813xxxxx dengan nama A berada di dua grup. Lalu nomor telepon +1 (479)xxxxx dan +1 (606)xxxxxx. Setelah ditelusuri nomor pertama ternyata kode untuk wilayah Arkansas dan kedua Kentucky, Amerika Serikat.

Menurut Dedi, sejumlah pelaku yang diringkus memiliki peran berbeda-beda. "Ada kreator, admin, dan buzzer," tutup Dedi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya