Usai Kritis Akibat Demo di DPR, Keluarga Sebut Kondisi Akbar Alamysah Membaik

Kondisi Akbar Alamsyah (19) yang dikabarkan kritis pasca demonstrasi di kawasan DPR pada 25 September 2019 sudah berangsur membaik.

oleh Liputan6.comRatu Annisaa Suryasumirat diperbarui 08 Okt 2019, 10:54 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2019, 10:54 WIB
Polisi Tembakkan Gas Air Mata Bubarkan Demo Mahasiswa di Depan DPR
Mahasiswa berlarian saat polisi menembakkan gas air mata dalam demonstrasi menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Polisi menghalau mahasiswa yang berusaha masuk ke area Gedung DPR. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi Akbar Alamsyah (19) yang dikabarkan kritis pasca demonstrasi di kawasan DPR pada 25 September 2019 membaik. Meski begitu, saat ini dia masih terbaring di ruang Cerebro Intensive Care Unit (CICU) RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. 

Kondisi Akbar tersebut disampaikan oleh sang ayah, Adang saat merdeka.com menghubunginya.

"Sekarang sudah mulai lumayan lah, tensi-tensinya ya mungkin itu saja yang bisa saya berikan," kata Adang, Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Namun, Adang tak berkenan berbincang lebih lanjut dengan pihak mana pun. Ia mengaku cukup lelah dengan kondisi yang menimpa keluarganya saat ini.

Saat dihubungi melalui sambungan telepon, Adang mengaku sedang ada dokter di ruangan sang anak. Sehingga, ia meminta percakapan dihentikan.

"Saya lagi di dalam ini kebetulan ini ada dokter, lagi ngobrol sama dokter, jadi maaf dulu yah ini saya potong dulu yah," katanya.

Kondisi kritis Akbar mengundang tuntutan terhadap polisi. Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Yati Andriyani pun meminta polisi mengusut penyebab Akbar Alamsyah koma dan kritis sampai saat ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Minta Polisi Usut Pelaku Kekerasan

Yati menyampaikan, pada Jumat pekan lalu dia dan tim mengunjungi Akbar di RSPAD. Dia menyaksikan kondisi kepala bagian depan dan belakang diperban. Selain itu, bibir Akbar juga membengkak.

Berdasarkan keterangan keluarga, Yati mengatakan Akbar sebelumnya dirawat di RS Pelni, Petamburan. Kemudian, dibawa ke RS Polri di Kramat Jati dan baru dirujuk ke RSPAD. Keluarga juga belum mengetahui pasti penyebab Akbar sampai mengalami koma.

"Keluarga belum mengetahui pasti. Apapun masalah dan sebabnya tidak ada pembenaran tindakan kekerasan dan penganiayaan hingga menyebabkan korban kritis. Oleh karenanya Polri harus mengungkap dan mengusut peristiwa ini siapapun pelakunya," tegasnya.

Yati menambahkan, dalam surat Kepala RS Bhayangkara kepada Kepala RS RSPAD, dituliskan biaya perawatan medis Akbar selama 3 bulan ke depan dijamin oleh RS Bhayangkara. Kendati demikian, dia tetap meminta polisi mengusut penyebab kritisnya Akbar.

"Semua harus dibuktikan secara transparan dan akuntabel," pungkasnya.

Sebelumnya, Akbar sempat dikabarkan hilang pasca mengikuti aksi demonstrasi mahasiswa di kawasan Gedung DPR. Saat ditemukan, dia sudah dalam kondisi kritis diduga akibat kekerasan. Akbar pun akhirnya juga mengalami koma dan dirawat di rumah sakit hingga hari ini.

 

Sumber: Merdeka.com

Reporter: Yunita Amalia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya