Liputan6.com, Jakarta - Polisi telah menangkap tujuh orang tersangka terkait upaya menggagalkan pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Upaya menggagalkan pelantikan presiden itu dibahas khusus dalam satu grup Whatsapp 'Fisabilillah'.
Baca Juga
Polisi telah menangkap seorang wanita bernama Suci Rahayu alias Ayu. Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto mengatakan, Ayu adalah penyandang dana rencana tersebut.
Advertisement
Di dalam grup itu, Ayu juga disebut-sebut sempat memberikan sejumlah dana kepada Samsul Huda.
"Yang bersangkutan memberikan dana kepada tersangka Samsul Huda Rp 700 juta untuk membeli perlengkapan katapel, peluru katapel, dan bom hidrogen untuk menyerang polisi," katanya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menjelaskan grup tersebut diinisiasi oleh tersangka Samsul Huda alias SH. Samsul Huda diketahui sempat berkomunikasi dengan eks dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith.
"Ada beberapa komunikasi antara tersangka AB dan tersangka SH. Tersangka SH ini kaitannya adalah sama, untuk upaya menggagalkan pelantikan presiden," jelas Kombes Argo.
Grup WA bernama 'Fisabilillah' ini beranggotakan 123 orang dengan 5 orang admin di dalamnya. Di dalam grup ini, para tersangka membahas perencanaan penggagalan pelantikan presiden.
Sebagai administrator, Samsul Huda memasukkan sejumlah tersangka, termasuk Eggi Sudjana, di grup WA itu.
Berikut berbagai upaya kelompok "Fisabilillah" gagalkan pelantikan presiden:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Lepaskan Monyet
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, mereka sudah menyiapkan delapan ekor monyet untuk dilepas.
"Ada juga ide dari kelompok ini yaitu melepas monyet di gedung DPR. Sudah disiapkan delapan ekor, sudah dibeli, tetapi belum dilepas," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (21/10/2019).
Argo menjelaskan, monyet itu akan dilepaskan saat acara pelantikan sedang berlangsung untuk membuat gaduh. Monyet-monyet tersebut juga akan dilepaskan di Istana Negara, Jakarta Pusat.
"Monyet akan dilepaskan di Gedung DPR dan Istana biar gaduh," ucapnya.
Saat ini, polisi masih mendalami dari mana monyet-monyet tersebut mereka beli. Selain itu, polisi juga tak menyebut secara rinci berapa harga satu ekor monyet yang dibeli para tersangka.
Advertisement
2. Pakai Peluru Bola Karet
Polda Metro Jaya mengamankan seorang wanita bernama Suci Rahayu alias Ayu
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto menjelaskan, Samsul merencanakan upaya menggagalkan pelantikan presiden dengan melemparkan peluru bola karet di DPR pada 20 Oktober.
Di dalam grup itu, Ayu juga disebut-sebut sempat memberikan sejumlah dana kepada Samsul untuk membuat peluru bola karet.
"Yang bersangkutan memberikan dana kepada tersangka Samsul Huda Rp 700 juta untuk membeli perlengkapan katapel, peluru katapel, dan bom hidrogen untuk menyerang polisi," katanya.
3. Menjarah Toko
Selain itu, mereka juga berencana menjarah toko-toko di daerah perekonomian untuk memicu kerusuhan.
Menurut keterangan Argo, dalam berkomunikasi para tersangka menggunakan sandi mirror.
"Tujuannya agar apa yang mereka tulis tidak bisa diketahui mereka yang tidak paham sandi tersebut," kata Argo.
Advertisement
4. Ledakkan Indomaret Seluruh Jakarta
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menjelaskan grup Fisabilillah diinisiasi oleh Samsul Huda alias SH. Samsul Huda diketahui sempat berkomunikasi dengan eks dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith.
"Ada beberapa komunikasi antara tersangka AB dan tersangka SH. Tersangka SH ini kaitannya adalah sama, untuk upaya menggagalkan pelantikan presiden," jelas Kombes Argo.
Abdul Basith sendiri berencana meledakkan Indomaret seluruh Jakartan sebelum pelantikan presiden yaitu pada 28 September 2019.
"Mau ledakkan ritel Indomaret," kata Kasubdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Dwiasi Wiyatputera.